Riyadh (ANTARA News) - Sebuah harian terkemuka Arab Saudi, Sabtu mengesampingkan usaha Amerika Serikat untuk menggunakan kerajaan Teluk yang kaya minyak itu sebagai pangkalan bagi kemungkinan perang terhadap Iran terkait program nuklir Teheran yang disengketakan. Dua hari sebelum kunjungan Presiden AS George W.Bush ke Arab Saudi, suratkabar Al Riyadh yang pro pemerintah mengatakan: "Kami menolak digunakan untuk melancarkan perang atau ketegangan dengan Iran. "Masalah ini dapat diselesaikan melalui jalur diplomatik dan melalui dialog," tulis suratkabar yang mencerminkan pandangan-pandangan pihak berwenang Arab Saudi itu. Bush, Jumat memulai kunjungan empat negara Teluk sebagai bagian dari satu lawatan ke Timur Tengah untuk mendorong perjanjian perdamaian antara Israel dan Palestina dan menggalang dukungan dari sekutu-sekutunya di kerajaan-kerajaan minyak Muslim Sunni menghadapi "ancaman" yang ia katakan ditimbulkan Iran yang berpenduduk mayoritas Muslim Syiah itu. Di Israel , Bush, Rabu memperingatkan bahwa Iran merupakan "satu ancaman terhadap perdamaian dunia" dan harus tidak diizinkan mengembangkan teknologi untuk membangun sebuah senjata nuklir. Iran membantah berusaha untuk memiliki senjata-senjata nuklir. "Jika presiden itu ingin memperoleh solidaritas dari semua negara Arab... ia harus fokus, rasional tentang masalah paling penting dalam masalah keamanan," kata Al Riyadh. Sebuah laporan intelijen AS belum lama ini mengatakan Iran, yang berulangkali mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai, menghentikan program senjata nuklirnya tahun 2003. Bush disambut baik "sebagai seorang yang mendukung perdamaian, bukan seorang yang mendukung perang," kata suratkabar itu. Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat sehari menjelang kunjungan Bush menyangkut satu konfrontasi angkatan laut di Selat strategis Hormuz, dengan Pentagon mengatakan kapal-kapal perang AS diancam oleh kapal-kapal cepat Iran, demikian Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008