Atas nama keluarga, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya sekiranya ada ucapan atau tindakan almarhumah, ibunda kami, yang mungkin pernah mencederai perasaan bapak, ibu, saudara sekalian
Jakarta (ANTARA) - Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, menyampaikan pernyataan keluarga besar atas wafatnya ibunda, Hj. Kristiani Herrawati binti Sarwo Edhie Wibowo atau Ani Yudhoyono.
"Atas nama keluarga, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya sekiranya ada ucapan atau tindakan almarhumah, ibunda kami, yang mungkin pernah mencederai perasaan bapak, ibu, saudara sekalian," kata AHY, panggilan akrab Agus Harimurti Yudhoyono, dalam pernyataan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.
AHY mewakili Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga besar Yudhoyono mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas perhatian dan ucapan duka cita, dari para sahabat maupun masyarakat Indonesia, atas wafatnya Ibu Negara RI periode 2004-2014 yang juga ibundanya, pada Sabtu, 1 Juni 2019 atau 27 Ramadhan 1440 H, pukul 11.50 waktu Singapura di National University Hospital (NUH) karena sakit kanker darah.
AHY menyatakan bahwa ibundanya berjuang melawan kanker darah, yang baru terdeteksi sejak pertengahan Februari lalu.
Keberadaan ayahnya dan keluarga yang selalu mendampingi, perhatian dan doa dari para sahabat maupun masyarakat Indonesia, serta upaya medis terbaik yang dilakukan tim dokter Kepresidenan dan tim dokter NUH Singapura, membuat ibundanya selalu bersemangat, berjuang dari hari ke hari, untuk sembuh.
"Namun, Allah SWT punya kehendak yang lebih baik bagi Ibu Ani," katanya seraya mohon doa agar Allah SWT mengampuni dosa beliau dan melapangkan kubur beliau.
AHY juga menyatakan bahwa keluarga menyaksikan ibundanya seorang Muslimah yang baik, yang selalu memperhatikan suami dan anak-anak, menantu dan cucu-cucu beliau serta masyarakat Indonesia.
"Sampai akhir hayatnya, beliau selalu mengikuti perkembangan di Tanah Air, ikut bersuka manakala rakyat senang, ikut berduka saat rakyat ditimpa kesusahan," ujarnya.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019