Mudik lebaran tahun ini sangat sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnyaMeulaboh (ANTARA) - Arus mudik lebaran di Terminal Bus Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh Barat, masih sepi dari perantau yang akan berhari raya di kampung halaman, antara lain karena banyak yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
“Mudik lebaran tahun ini sangat sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata pengelola pengangkutan Mentari Tour, Sukaharyadi kepada Antara, Sabtu di Meulaboh.
Penyebab sepinya arus mudik di terminal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya, saat ini banyak masyarakat di Kabupaten Aceh Barat yang menggunakan kendaraan pribadi.
Faktor lain penyebab belum banyaknya warga yang mudik dikarenakan saat ini sebagian pendatang masih fokus pada usaha masing-masing menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah.
Ada pun rute mudik yang sangat sepi saat ini untuk trayek Meulaboh-Banda Aceh atau sebaliknya. Kalau pun ada jumlah penumpang yang berangkat, hanya terisi sekitar dua hingga lima penumpang untuk sekali keberangkatan per kendaraan dengan kapasitas 12-25 kursi per mobil.
Sedangkan untuk rute Meulaboh-Medan, Sumatera Utara juga masih sepi. Masyarakat diduga lebih nyaman menggunakan kendaraan travel yang dioperasikan menggunakan mobil penumpang dengan kapasitas lima penumpang untuk sekali jalan.
“Kami memprediksi paling lambat dua hari sebelum Lebaran kemungkinan besar lonjakan pemudik akan mengalami peningkatan,” ucap Sukaharyadi.
Hal senada juga diungkapkan Muhammad Saleh, pemilik angkutan Tessa Merpati Tour yang beroperasi di Terminal Bus Meulaboh, Aceh Barat.
Muhammad Saleh mengaku selama ini arus lonjakan calon penumpang yang menggunakan jasa trasnportasi darat sangat minim termasuk selama bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah.
Meski mengalami pasang surut, lanjutnya, para pelaku usaha tetap berusaha melayani pengangkutan kepada masyarakat demi menutupi kredit usaha di bank sekaligus menggaji para karyawan.
“Kami berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan, agar usaha pengangkutan di terminal tidak bangkrut,” harap Saleh.
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019