"Teguhkan kembali komitmen kebangsaan dan kokohkan konsensus nasional para pendiri bangsa bahwa Pancasila dan NKRI adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan keanekaragaman budaya, bahasa, etnis, suku, ras, golongan dan agama adalah kekayaan bangsa Indonesia yang harus terus dipelihara dan dijaga dengan semangat persaudaraan dalam bingkai kebhinnekaan serta ke-Indonesiaan.
MUI, kata dia, mendorong pemerintah untuk terus melakukan ikhtiar mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang tertuang dalam cita-cita proklamasi dan tujuan bernegara.
Ujjian bernegara, lanjut dia, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dia menilai saat ini mulai terjadi gejala mengikisnya nilai-nilai budaya bangsa. Hal itu ditandai dengan semakin lemahnya ikatan sosial antarmasyarakat, longgarnya nilai etika, hukum dan agama sehingga banyak melahirkan penyimpangan perilaku di masyarakat.
"Seperti perilaku permisivisme, sadisme, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya. Baik yang dilakukan secara individu, institusi maupun yang terorganisasi," kata dia.
Semuanya itu, kata Zainut, merupakan bentuk penyakit masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Baca juga: Kemendikbud: Hari Lahir Pancasila momentum refleksi sejarah
Baca juga: Gereja Katolik ajak umat amalkan nilai-nilai Pancasila
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019