Lebak (ANTARA) - Penumpang arus mudik melalui Stasiun Rangkasbitung,Kabupaten Lebak, Banten pada H-4 mencapai 30.000 orang dan mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan H-5.
"Kami yakin penumpang hari ini melonjak," kata Kepala Stasiun Rangkasbitung Gun di Lebak, Sabtu.
Melonjak penumpang arus mudik Lebaran dipastikan seluruh lembaga dan instansi pemerintah, swasta hingga BUMN sudah diliburkan.
Mereka para pekerja lebih memilih mudik ke kampung halaman H-4 untuk merayakan Lebaran bersama anggota keluarga dengan waktu lebih lama.
Kebanyakan pemudik Lebaran melalui Stasiun Rangkasbitung penumpang kedatangan dari Commuterline Tanahabang-Palmerah-Kebayoran-Sudimara-Serpong-Parungpanjang.
Begitu juga penumpang KA Lokal dari Stasiun Merak-Cilegon-Serang-Catang. Namun, pemudik KA Lokal sebagian besar dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.
Mereka pemudik Stasiun Rangkasbitung bertujuan ke sejumlah daerah di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.
"Kami mengapresiasi perjalanan keberangkatan dan kedatangan tepat waktu sesuia jadwal juga berjalan lancar," katanya menjelaskan.
Menurut dia, penumpang membludak terjadi sejak kedatangan dan keberangkatan Commuterline dan KA Lokal.
Kemungkinan penumpang pemudik itu membanjiri stasiun sampai malam hari. Sebab, puncak arus mudik Lebaran dipastikan H-4, karena sudah memasuki liburan.
"Kami terus berupaya agar pemudik merasa nyaman dan aman," ujarnya.
Berdasarkan pemantauan ribuan penumpang yang turun dari Commuterline saling berdesakan saat pintu keluar dan petugas bekerja keras melalui pengeras suara agar penumpang tertib.
Para pemudik dari kedatangan Commuterline itu banyak membawa barang-barang bawaan sehingga terjadi kemacetan dan antrian di pintu keluar stasiun.
"Kami berharap petugas pengelola stasiun agar ditambah pintu masuk agar tidak terjadi penumpukan penumpang," kata Nana, seorang pemudik hendak menuju Kecamatan Leuwidamar.
Baca juga: Stasiun Rangkasbitung jamin keamanan penumpang
Baca juga: Arus mudik stasiun Rangkasbitung masih normal
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019