Depok (ANTARA News) - Tantangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang akan memberi kesempatan kepada kaum muda untuk tampil di pentas politik nasional merupakan sebuah kemajuan sikap politik. Tetapi tantangan itu dinilai masih belum tegas dan diragukan keikhlasannya. "Tokoh-tokoh tua di partai tidak cukup hanya membuat pernyataan seperti itu, tetapi harus menunjukkan langkah-langkah kongkrit dan pro aktif mempromosikan tokoh-tokoh muda dalam berbagai kesempatan," kata analis politik UI, Andrinof A Chaniago di Depok, Jumat. Ia mengemukakan itu menanggapi pernyataan Megawati yang akan memberikan kesempatan kaum muda. Dikatakannya promosi kepada kaum muda harus menjauhi pendekatan nepotisme dan mengedepankan kompetisi yg sehat. Sekarang ini, menurut dia, kalau ada beberapa tokoh muda duduk di pucuk pimpinan partai, kebanyakan karena dipromosikan melalui sistem nepotisme. "Tokoh muda yang diharapkan tampil oleh masyarakat tentu bukan yang seperti itu, tetapi yang telah teruji terlebih dahulu kemampuan dan kepribadiannya," kata dosen politik ekonomi FISIP-UI. Andrinof yang juga peneliti senior di The Habibie Center mengatakan, sebenarnya banyak tokoh-tokoh muda yang potensial. Hanya saja sistem rekrutmen dan sistem promosi yang sehat belum ada untuk mereka. Menurut dia, kalau Megawati serius ingin menampilkan tokoh muda, mestinya ia promosikan saja Pramono Anung menjadi Cawapres untuk 2009. Megawati sendiri, lanjut Andrinof, lebih baik tidak maju sebagai Capres dan Capres melalui PDIP, dan mestinya mengambil saja dari tokoh nonpartai atau dari partai mitra koalisi PDIP. Dengan begitu, katanya, PDIP lebih berpeluang menempatkan tokoh mudanya di salah satu pucuk pimpinan nasional. Pilihan ini juga lebih besar peluangnya ketimbang Megawati maju lagi, karena peluang untuk menang juga lebih kecil. "Jika Megawati tetap maju, malah PDIP kemungkinan tidak dapat sama sekali untuk ikut memimpin pemerintahan pada 2009-2014," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008