Singapura (ANTARA News) - Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, memperingatkan bahwa upaya AS yang menginginkan pasukannya memasuki kawasan suku di Pakistan dapat digolongkan sebagai intervensi, demikian suratkabar berbahasa Inggris Singapura The Straits Times, Jumat.
"Pasukan AS atau koalisi yang memasuki kawasan suku di Pakistan dapat ditolak sebagai suatu pelanggaran kedaulatan Pakistan," kata Musharraf kepada suratkabar itu.
Empat politisi Demokrat AS, yang bertarung untuk nominasi partai itu merebut Gedung Putih, telah menyerukan pasukan AS yang kini berada di perbatasan Afghanistan agar bergabung dengan pasukan Angkatan Darat Pakistan dalam kampanye membendung gerilyawan dan giat mencari pemimpin Al-Qaeda Osama Bin Laden di kawasan suku di Pakistan.
Presiden Musharraf menegaskan, "Saya menentang siapapun yang memasuki pegunungan-pegunungan kami. Mereka akan dicegat pada hari yang sama."
Ia juga mengkritik usulan Senator Hillary Clinton agar menempatkan senjata-senjata nuklir Pakistan di bawah pengawasan AS dan Inggris.
Musharraf mengatakan kepada The Sraits Times, pernyataan Hillary itu "mengganggu urusan dalam negeri kami, sangat sensitif bagi kami. Dia (Hillary) tidak mengetahui bagaimana kami sangat ketat mengawasi aset kami tersebut."
Dalam wawancara itu, ia juga mengatakan, dia akan mundur dari jabatannya sebagai presiden bila suatu pemerintahan yang dihasilkan dari pemilu mendatang menginginkan "Impeachment" (pemecatan) bagi dirinya.
Ia menyebutkan, beberapa negara, tidak seperti media massa Barat, mengerti problema Pakistan.
"Media massa Barat ingin memaksakan penerapan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) Barat di negara-negara berkembang kami," katanya.(*)