Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PPP Suryadharma Ali melihat tidak terlalu penting adanya pembatasan usia bagi calon presiden/wapres karena masih ada faktor lain yang lebih signifikan untuk disoroti seperti akseptabilitas dan kredibilitas kandidat. "Untuk pencalonan presiden dan wapres ini jangan dibatasi usianya. Semua harus punya kesempatan, baik yang muda maupun yang tua," katanya menjawab pers di sela-sela membuka Rakernas PPP Bidang Ekonomi di Jakarta, Jumat. Suryadharma memandang pembatasan usia bagi kandidat semacam itu telah salah kaprah dalam berdemokrasi. Menurut dia, jika ada tokoh muda yang memang mampu untuk memimpin bangsa, maka hal itu sangat bagus karena artinya ada kader muda yang menjamin regenerasi kepemimpinan nasional. "Tapi kalau tidak ada, juga jangan dipaksakan karena masalah pemimpin itu bukan sekedar tua atau muda tetapi ada aspek lain yang harus dipertimbangkan," katanya. Suryadharma yang juga Menkop dan UKM itu mencontohkan aspek akseptabilitas calon di tengah-tengah masyarakat dan juga kredibilitas merupakan faktor yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan. Sementara mengenai wacana syarat seorang capres harus sehat jasmaninya dan pendidikan minimal sarjana, Suryadharma mengatakan bahwa ada banyak kepentingan terkait dengan penetapan syarat-syarat demikian. "Kalau saya melihat secara umum saja bahwa setiap profesi itu membutuhkan kualifikasi tersendiri semisal untuk masuk tentara tidak boleh matanya minus," ujarnya. Dia berpedapat bahwa dalam berdemokrasi, bukan berarti segala-galanya diperbolehkan dan semua pihak seharusnya menyadari hal itu. Namun demikian, ia menambahkan, apa pun syarat yang nantinya diputuskan dalam UU, pada akhirnya rakyatlah yang akan memutuskannya. Sementara itu saat membuka Rakernas bidang ekonomi PPP yang berlangsung 11-13 Januari, Suryadharma mengingatkan kader-kader PPP untuk mengubah paradigma partai politik dari "menguasai" menjadi "melayani" dan dari "menduduki" menjadi "mengabdi". "Politik harus diartikan lebih luas sebagai seni melayani rakyat. Oleh karena itu, menjadi anggota PPP berarti menjadi pelayan umat," ujarnya. Dikatakannya pula bahwa konstituen PPP yang mayoritas adalah golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil, tidak membutuhkan manuver politik partai. Mereka, ujar Suryadharma, membutuhkan makan, lapangan kerja, modal untuk berusaha, kemudahan memasarkan barang dan jasa produksi serta ketrampilan berusaha. "Saya berharap rakornas ini menjadi titik tolak menghasilkan entrepreneur-entrepreneur baru PPP yang mampu mengkontekstualisasi doktrin Islam mulai dari aqidah, syariah dan akhlak sampai dengan pembangunan etos dan praktek kewirausahaan yang baik," demikian Suryadharma Ali. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008