"Pancasila menjadi perekat bagi semua yang terbelah. Menjadi jawaban bagi setumpuk pertanyaan tentang bagaimana mengubah 'aku' dan 'kamu' menjadi 'kita'," kata Muhaimin atau Cak Imin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Dia menceritakan, pada suatu pagi di bulan Juni tahun 1945, Hasyim Asy'ari memanggil putranya, Wahid Hasyim, menyampaikan bahwa setelah melewati tirakat berhari-hari, Pancasila adalah sejalan dengan syariat Islam.
Dia mengatakan, Hasyim Asy'ari menekankan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip ketauhidan dalam Islam atau hablum minallah sementara empat sila lainnya adalah wujud kasih kepada sesama ciptaanNya atau hablum minannas.
"Kata-kata Mbah Hasyim adalah keputusan final yang membungkus rapat segala keraguan di kalangan jamaah NU. Kalangan non-muslim dan kekuatan masyarakat lainnya lalu menyambutnya, dan bersiap menjadikan prinsip baru ini sebagai rumah besar tempat berteduh," ujarnya.
Menurut dia, sebuah tempat yang kehadirannya menegaskan bahwa "kita" ini, siapa pun dan apa pun dengan berbagai ragam suku agama dan latarbelakang adalah Indonesia, bagian sah dari Indonesia yang setara hak dan tanggung jawabnya di mata hukum dan UU.
Cak Imin menilai Pancasila adalah jalan tengah dan PKB adalah bagian utuhnya, partai yang berjalan di garis nasionalis agamis dan berjalan lurus sambil memegang kuat Garuda.
"Kami dedikasikan partai ini untuk perjuangan mengawal kebangsaan dan kebhinnekaan, persamaan, kemanusiaan, dan keadilan bagi semua warga Indonesia, yang berhak mendapat kepastian hidup baik sosial, ekonomi, politik, dan budaya, sampai kapan pun, seperti doa Mbah Hasyim dan cita cita Bung Karno," katanya.
Oleh karena itu menurut dia, PKB disebut dari NU untuk bangsa, kebangkitan untuk segenap warga Indonesia dan kebangkitan untuk bangsa.
Wakil Sekjen DPP PKB, Daniel Johan menilai pernyataan Muhaimin mencerminkan situasi yang sangat prihatin dengan terbelahnya masyarakat selama Pilpres 2019.
Daniel menilai bagaimanapun semuanya adalah rakyat Indonesia dan perbedaan pilihan dalam Pilpres adalah hal yang sangat wajar, tapi tidak perlu sampai membelah masyarakat.
"Setelah ini apalagi dalam bulan Ramadhan suci, kita harus perkuat silaturahmi, saling memberi maaf atas segala kekurangan," katanya.
Dia mengatakan, Cak Imin akan keliling ke tokoh-tokoh agama dan masyarakat untuk memperkuat dialog kebangsaan, meminta masukan agar Pancasila terwujud dalam kehidupan sehari-hari rakyat khususnya keadilan sosial dan memajukan peradaban.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019