Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat tingkat penutupan tertinggi dalam lebih dari tujuh minggu, karena investor beralih ke pembelian aset-aset safe-haven di tengah ketegangan perdagangan baru antara Amerika Serikat (AS) dan Meksiko.
Laporan yang dikutip dari Xinhua menyebutkan kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 18,7 dolar AS atau 1,45 persen, menjadi menetap di 1.311,1 dolar AS per ounce.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (31/5/2019) mengatakan ia akan mengenakan tarif lima persen pada semua barang impor dari Meksiko mulai 10 Juni guna menekan negara itu untuk menghentikan imigran tidak berdokumen yang melintasi perbatasan.
Amerika Serikat bermaksud untuk memberlakukan tarif-tarif perdagangan pada Meksiko, Jerman dan negara-negara zona euro lainnya, yang akan menjadi bullish untuk emas, kata para analis.
Logam mulia juga didukung oleh greenback yang lebih lemah. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,32 persen menjadi 97,82 pada pukul 17.30 GMT, sesaat sebelum penyelesaian perdagangan reguler emas.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 7,6 sen AS atau 0,52 persen, menjadi 14,567 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 0,1 dolar AS atau 0,01 persen, menjadi ditutup pada 794,2 dolar AS per ounce.
Baca juga: Bursa saham Spanyol melemah, Indeks IBEX-35 ditutup jatuh 150,60 poin
Baca juga: Bursa saham Inggris merosot, Indeks FTSE100 ditutup turun 0,78 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019