Jakarta (ANTARA News) - Meskipun kondisi kesehatan Soeharto yang dirawat di RSPP Jakarta pada Jumat membaik, tim dokter kepresidenan masih membatasi kunjungan karena kondisi mantan presiden itu belum stabil. "Direncanakan untuk tetap meningkatkan keadaan umum, memperbaiki keseimbangan cairan, pemakaian obat-obatan dan pemakaian CVVHDF. Kami juga masih membatasi kunjungan," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan Mardjo Soebiandono. Tim dokter mencatat beberapa perbaikan kondisi Soeharto antara lain menyangkut keadaan paru-paru dan ginjal. Sementara kadar hemoglobin (Hb) mengalami penurunan menjadi 9,9 gr persen yang disebut sebagai akibat dari penurunan fungsi organ tubuh yang lain. "Jika fungsi ginjalnya menurun, maka kadar eritropoetin (zat yang merangsang produksi sel darah merah) juga berkurang. Jika terjadi infeksi, sumsum tulang membutuhkan eritropoetin lebih tinggi juga," kata dokter spesialis darah Harianto Rekso Diputro. Penurunan kadar Hb itu menyebabkan rencana pemasangan alat bantu jantung "Cardiac Resynchronization Therapy" (CRT) kembali ditunda, karena pemasangan alat itu membutuhkan kadar Hb minimal 10 gram. Dokter menyatakan telah melakukan transfusi eritropoetin dengan dosis cukup tinggi digabungkan dengan transfusi darah untuk mendapatkan kondisi sekarang. "Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan kadar 9,9 gram persen. Ini kadar optimal yang bisa dicapai untuk keselarasan keseluruhan," kata Harianto. Kondisi ginjal Soeharto dinyatakan optimal karena fungsi penyaringan yang dilakukannya telah diambil alih oleh alat CVVHDF. "Jadi untuk ginjalnya kami tidak terlalu khawatir karena pengendalian cairannya diambil alih oleh CVVHDF," kata ahli ginjal dr.Joko Rahardjo. Seperti mengikuti anjuran dokter, jumlah pejabat atau mantan pejabat yang mengunjungi Soeharto di hari Jumat ini jauh berkurang, bahkan tidak ada. Hingga pukul 15.00 WIB, tidak terlihat adanya pengunjung bagi Soeharto, berbeda dengan hari-hari awal dimana pembesuk harus antri untuk dapat naik ke lantai 5 RSPP, dimana Soeharto dirawat. Satu-satunya "tamu" bagi Soeharto hari ini adalah para korban pelanggaran HAM Orde Baru yang menyatakan berdoa bagi kesembuhan Soeharto namun mengingatkan bahwa proses peradilan bagi mantan orang nomor satu di Indonesia itu harus tetap berjalan. Para korban yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Keluarga Korban Pelanggaran HAM (JSKK) membawa karangan bunga dan membacakan pernyataan sikap mereka di lobi rumah sakit.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008