Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Ratu Tisha Destria menilai pelanggaran-pelanggaran keras pada Liga 1 Indonesia 2019 terjadi karena tingginya tensi pertandingan.
"Tidak bisa dipungkiri tensi Liga 1 memang tinggi," ujar Ratu Tisha di Jakarta, Jumat malam.
Menurut dia, satu-satunya cara untuk menekan jumlah pelanggaran-pelanggaran keras adalah dengan mempererat kemitraan antara pemain, manajemen dan PSSI terutama soal cedera.
Penting bagi para pemain untuk mendapatkan wawasan mengenai cedera karena dalam tingkatan paling berbahaya akan mengancam keselamatan nyawa.
PSSI berjanji mengawasi ketat wasit yang memimpin laga. "PSSI berkomitmen mengevaluasi kinerja wasit. Kami juga akan bekerja sama dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia terkait sosialisasi kepada pemain," tutur Tisha.
Perihal pelanggaran keras di Liga 1 mengemuka setelah pemain Persebaya Surabaya Elisa Basna melakukan tekel berbahaya kepada bek PSIS Semarang Fredyan Wahyu dalam laga di Surabaya, Kamis (30/5).
Baca juga: PSSI minta bantuan FIFA soal VAR
Dalam tayangan ulang televisi resmi Liga 1, Elisa terlihat menerjang perut Fredyan saat berupaya mengejar bola. Untuk pelanggarannya itu, Elisa hanya mendapatkan kartu kuning dari wasit Moch. Adung sehingga PSIS pun melayangkan protes kepada PSSI.
Ratu Tisha menolak membahas soal Elisa secara khusus. Dia menegaskan, PSSI saat ini dalam proses mengevaluasi kepemimpinan wasit di Liga 1 2019.
Sebanyak tujuh wasit pekan pertama dan kedua Liga 1 Indonesia 2019 sudah masuk daftar periksa PSSI.
Ratu Tisha menyatakan akan memanggil wsit pekan ketiga, pekan di mana laga Persebaya versus PSIS berlangsung, dan melakukan evaluasi pada 10 Juni 2019 termasuk untuk wasit pekan pertama sampai kedua.
"Ada beberapa nama yang akan dipanggil dan dievaluasi. Namun, jika ingin perbaiki suatu profesi, harus terlebih dahulu harus menghormati profesi itu. Kami harus menghargai itu sebelum membenahi wasit," kata dia.
Baca juga: PSSI meminta LIB menjadwal ulang pekan keempat Liga 1
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019