Jakarta (ANTARA News) - Tingkat inflasi selama 2008 diperkirakan bergerak lebih tinggi dari realisasi inflasi selama 2007 yang mencapai 6,59 persen.
"Kami memperkirakan tingkat inflasi 2008 bergerak lebih tinggi sebagai kelanjutan dari berbagai kecenderungan sebelumnya," kata ekonom Citibank, Anton Gunawan, di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, berbagai kecenderungan seperti kenaikan harga pangan dan tingginya tekanan pada inflasi inti, seperti gejolak kurs, pertumbuhan jumlah uang beredar, akan meningkatkan tekanan terhadap inflasi.
Indonesia diperkirakan juga masih akan menghadapi sejumlah masalah yang menyebabkan tekanan pada inflasi, seperti adanya gangguan arus barang dan jasa serta memburuknya infrastruktur.
"Dengan alasan itu, kami memperkirakan adanya inflasi yang lebih besar di 2008, meskipun pemerintah menetapkan sasaran inflasi yang terus menurun hingga 2010," kata Anton.
Menurut dia, dengan perkiraan tingkat inflasi yang masih tinggi pada 2008, maka Bank Indonesia (BI) pun memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate tetap sebesar 8,0 persen.
"Keputusan BI tidak mengejutkan, BI mempertahankan BI Rate tetap 8,0 persen karena perkiraan masih besarnya tekanan terhadap inflasi pada 2008," kata Anton.
Pada awal Januari 2008 lalu, pemerintah dan BI menetapkan sasaran inflasi selama selama 2008, 2009, dan 2010 turun hingga mencapai sebesar 4 plus minus 1 persen pada 2010.
Sasaran inflasi pada 2008 ditetapkan sebesar 5 plus minus 1 persen, tahun 2009 sebesar 4,5 plus minus 1 persen, dan tahun 2010 sebesar 4 plus minus 1 persen. (*)
Copyright © ANTARA 2008