Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengimbau para pengguna pelayaran saat mudik di perairan Indonesia timur agar waspada dan berhati-hati terhadap potensi terjadinya gelombang tinggi permukaan laut pekan depan.
"Di Timur itu tinggi gelombang bisa 2,5 meter, maka perlu waspada dan hati-hati," kata Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary T Djatmiko saat ditemui di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan gelombang tinggi yang diperkirakan melanda pekan depan itu bisa membuat ketidaknyamanan pengguna kapal baik ukuran kecil maupun besar.
Fenomena gelombang tinggi itu, kata dia, biasa terjadi pada siang hari. Jika terjadi hujan maka gelombang permukaan air lebih bergejolak.
"Biasa terjadi siang. Kalau ada hujan maka bisa meningkat," katanya.
Sementara itu, dia mengatakan pada periode mudik Lebaran kawasan pantai utara Pulau Jawa cenderung stabil atau tidak mengalami gelombang yang mengkhawatirkan dalam beberapa hari ke depan.
Hary mengatakan tinggi gelombang di Pantura akan setinggi 0,5 sampai 1,5 meter. Kawasan Pantura sendiri menjadi kawasan lalu lintas terpadat di Indonesia di masa mudik Lebaran.
Sementara itu, ketinggian gelombang di pantai barat Pulau Jawa relatif aman. Jika hujan terjadi maka ketinggian gelombang bisa satu sampai 1,5 meter. Kawasan pantai barat Pulau Jawa sendiri menjadi kawasan yang ramai saat musim liburan Lebaran karena terdapat banyak obyek wisata.
"Ada beberapa tempat jadi perlu kewaspadaan. Di utara itu gelombang laut lebih tenang," kata dia.
Hary mengatakan periode mudik Lebaran tahun ini banyak wilayah di Indonesia masih dalam musim penghujan yaitu sekitar 79 persen wilayah masih bercuaca basah.
Hal itu, kata dia, berbeda musim mudik tahun lalu yang ada di musim kemarau.
Atas fenomena cuaca basah itu, lanjut dia, masyarakat agar mempersiapkan diri dengan cuaca yang ada sehingga dapat mudik dengan nyaman.
"Di periode awal Juni agar ditingkatkan kewaspadaannya karena ada indikasi di beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan intensitas hujan," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019