Makkah (ANTARA News) - Seluruh operasional kantor pelayanan haji Indonesia di Makkah ditutup mulai Jumat, sehingga pada Kamis telah dibereskan bagian pelayanan, termasuk pemulangan, pemondokan, kantor sektor, dan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI). Penutupan kantor dilakukan setelah semua jamaah haji Indonesia berangkat ke Madinah atau Jeddah untuk pulang langsung ke Tanah Air, kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah, Wardhani Muchsin, di Wisma Haji Indonesia, Aziziah, Makkah, Kamis (10/1) malam. Para petugas pun tampak sibuk membereskan semua perlengkapan kantor. Dia mengatakan, ada sebagian kantor sektor yang sudah ditutup beberapa waktu yang lalu. Tak hanya itu, sebagian kecil petugas sudah berangkat ke Jeddah untuk kembali ke Indonesia. Penutupan secara resmi dilakukan pada Jumat di Wisma Haji Indonesia di Makkah. Meski begitu, menurut dia, masih ada beberapa bagian yang tetap beroperasi hingga 12 Januari 2008. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah yang ada di Daker Makkah terus beroperasi pada 12 hingga 22 Januari 2008. Meski begitu, para pasien di BPHI dievakuasi ke Madinah atau Jeddah untuk diikutkan dengan kelompok terbang (kloter) asalnya atau kloter lain yang satu tujuan debarkasi dengan pasien. Bisa juga pasien itu dipulangkan lebih dini (tanazul) untuk mendapatkan perawatan di Tanah Air yang biayanya ditanggung oleh pemerintah. Para petugas kesehatan memonitor para pasien yang ada di BPHI maupun di Rumah Sakit (RS) Arab Saudi (RSAS). Bila sampai 12 Januari 2008 masih ada pasien, maka akan terus dimonitor sampai 22 Januari 2008. Petugas kesehatan masih ada yang tinggal untuk pelayan jamaah, demikian juga untuk pelayanan ibadah bagi pasien yang belum menjalankan tawaf wada. Bila mereka belum melakukan tawaf wada, maka pelayan ibadah mendampingi pasien-pasien itu, kata Wardhani. Untuk pasien sakit di RSAS yang tidak bisa ke Madinah atau Jeddah, akan tetap dirawat di sana hingga mereka sembuh. Untuk memonitor para pasien yang ada di RSAS, Daker Mekkah memperpanjang beberapa tenaga musimannya (Temus). Mereka adalah sebagai penghubung Panitia Penyelenggara Haji Indonesi (PPHI) dengan RSAS. Sebagai penghubung RS, akan diperpanjang beberapa orang temus dan dua unit ambulans. Orang-orang ini yang monitor ke RS-RS. "Kalau pasien itu layak dipulangkan, ya dipulangkan," ujarnya. Pemulangan itu bisa disertakan pada kloter, atau reguler kalau semua jamaah sudah pulang. Pemulangan pasien yang masih sakit ke tanah air, kata Wardhani, harus disertai oleh petugas haji Indonesia.Ia mengemukakan, "Untuk masalah ini, yang menanganinya adalah pihak Teknis Urusan Haji (TUH) dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah." Petugas yang mendampingi pasien tersebut akan menghubungi Jakarta untuk penyediaan rumah sakit setempat yang akan merawatnya. Selain itu, ada petugas pula yang menunggu di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta."Bisa juga kita inapkan terlebih dahulu di Wisma Haji yang ada di Jalan Jaksa Jakarta. Kalau ada keluarga dekatnya, maka mereka dihubungi untuk menjemput pasien. Atau, bisa juga ke embarkasi awal," ujarnya. Bagi petugas haji Indonesia, beberapa orang ada yang sudah berangkat ke Jeddah pada 10 Januari untuk penerbangan dua hari kemudian. Secara bertahap, para petugas lainnya menyusul. Untuk 14 Januari 2008, sebanyak 250 petugas pulang ke tanah air dan pemulangan terakhir dilakukan pada 15 Januari 2008 sebanyak 145 orang petugas. Sementara itu, menurut Kepala Seksi BPHI Makkah, Dr Deddy Nurwahid, total pasien yang dievakuasi dari BPHI Makkah ke BPHI Madinah berjumlah 32 orang. Mereka dikirimkan secara bertahap sejak 1 Januari 2008. Pasien yang masih dirawat inap dan belum dievakuasi hingga Kamis malam, masih tersisa 17 orang. Dia berharap, pada Jum`at, semua sudah bisa dievakuasi. Sedangkan pasien yang dirawat inap di RSAS, berjumlah 36 orang. Mereka dirawat di lima rumah sakit, yaitu RS An Nur (10 orang), RS Jahir (13), RS Syisya (6), RS Ajyat (1), dan RS Heera (6). Sejak hari pertama beroperasinya BPHI Makkah, total pasien yang datang berobat sebanyak 2.000 orang dan rawat inap sebanyak 600 orang. Untuk jamaah yang wafat, sampai Kamis malam mencapai 432 orang, yang terdiri atas reguler (411 orang) ONH Plus (21 orang). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008