Jakarta (ANTARA News) - Koordinator pengacara mantan Presiden Soeharto, OC Kaligis, mengatakan pembuatan surat wasiat dari mantan Presiden Soeharto seperti isu yang selama ini beredar tidak ada, karena yang diurusinya selama ini adalah masalah hukum.
"Saya koordinatornya, jadi Pak Harto telah menyerahkan sejak duluk dulu kepada saya semua masalah hukumnya," kata OC Kaligis di Jakarta, Kamis, setelah membesuk Soeharto selama sekitar dua jam.
Saat ditanya soal ada tidaknya surat wasiat, Kaligis mengatakan, tidak ada pembuatan surat wasiat.
"Kalau soal masalah hukum dari dulu Pak Harto langsung menyerahkan ke saya jadi keluarganya tadi sama sekali tidak membicarakannya pada saya," katanya.
Dia mengaku dirinya sejak lama telah diberi mandat untuk mengurusi masalah hukum yang menimpa penguasa orde baru itu.
Kaligis sempat turun dari Lantai 5 Gedung A RSPP tempat Soeharto dirawat dan mengambil sejumlah dokumen dari mobilnya kemudian kembali naik ke ruang perawatan.
Kaligis mengatakan, sebelum Soeharto mengalami sakit dia pernah berbicara secara rinci kepadanya soal masalah hukum yang menimpanya.
"Beliau kan juga sempat datang ke Kejaksaan dan dalam BAP (Berkas Acara Pemeriksaan) beliau sudah menjelaskan semua tentang Yayasan yang pada waktu itu disetujui oleh Jaksa Agung. DPR/MPR juga mengatakan tidak ada masalah," katanya.
Sedangkan kasus hukum perdata, Kaligis berpendapat hingga kini belum ada bukti-buktinya.
Kaligis mengatakan, ia tidak berdialog dengan Soeharto karena saat dia datang presiden RI kedua itu tengah tidur.
"Sampai sekarang dokter menyatakan ginjalnya belum berfungsi sehingga urinnya melalui selang," katanya.
Saat ini, putri-putri Soeharto sebagian juga tengah beristirahat seperti Tutut dan Mamik sedangkan Bambang Trihatmodjo sedang mendapat giliran berjaga.
Selepas OC Kaligis meninggalkan RSPP, tampak istri Bambang Trihatmodjo, Halimah, datang ke ruang perawatan Soeharto.
Pada pagi harinya, cucu Soeharto dari Tommy Soeharto dan Tata juga sempat datang membesuk.
Pada Kamis (10/1) Tim Dokter Kepresidenan memberlakukan pembatasan kunjungan bagi tamu yang akan menjenguk penguasa orde baru itu.
Kondisi terakhir Soeharto memang masih dinyatakan labil oleh tim dokter kepresidenan terkait masih terendamnya organ paru-paru Soeharto, sehingga dia harus dipasangi alat CVVHD untuk mengeluarkan cairan.
Meskipun Hb telah naik menjadi 10,6 gram persen tetapi Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) atau alat sinkronisasi jantung belum dipasang karena masih ada sejumlah parameter kesehatan yang belum dapat terpenuhi.
Sejak Kamis pagi hingga menjelang sore sejumlah tamu datang menjenguk Soeharto, sepertim mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman, mantan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, dan mantan Panglima ABRI Faisal Tandjung.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008