Stockholm (ANTARA News) - Swedia dan Norwegia mengatakan telah menarik tawaran mereka mengenai pasukan bersama yang terdiri atas 400 tentara untuk dikirim ke Darfur, sebagai bagian dari misi PBB-Uni Afrika karena penentangan Sudan. "Norwegia dan Swedia telah lama bersiap untuk mendukung upaya PBB di Darfur. Kami karena itu menyesal bahwa kami terpaksa menarik tawaran satu unit teknik kami pada UNAMID," menteri luar negeri Swedia dan Norwegia, Carl Bildt dan Jonas Gahr Stoere, mengatakan dalam pernyataan mereka. Unit itu sedianya akan membantu membangun infrastruktur di Darfur pada tahap awal misi tersebut. Presiden Sudan, Omar al-Bashir telah berkeberatan terhadap rencana PBB untuk memasukkan tentara dari Nepal, Thailand dan negara-negara Skandinavia dalam pasukan penjaga perdamaiannya di Darfur. "Sudan harus memikul tanggungjawab atas situasi yang sekarang muncul," kata menteri itu seperti dilansir AFP. "Norwegia dan Swedia telah dicegah untuk menyumbang upaya amat penting itu, yang ditujukan untuk meningkatkan keamanan masyarakat di Darfur yang didera-kekerasan," kata mereka. UNAMID mengambilalih (pasukan) dari Uni Afrika pada 1 Januari. Sekarang ini, sebagian besar dari pasukan itu datang dari 7.000 tentara AU yang ada yang telah berusaha untuk membawa perdamaian ke Darfur selama tiga tahun terakhir. Misi itu, misi terbesar PBB, pada akhirnya akan terdiri atas 20.000 tentara serta 6.000 polisi dan personil sipil, tapi hanya sekitar 9.000 tentara dan polisi yang sekarang itu di wilayah tersebut. Konflik Darfur mulai Februari 2003 ketika suku etnik Afrika memberontak terhadap apa yang mereka anggap selama beberapa dasawarsa pengabaian dan diskriminasi oleh pemerintah Khartoum yang didominasi-Arab. Jawaban pemerintah adalah mendukung milisi Arab Janjaweed dan memberinya kebebasan kendali untuk menindak keras terhadap pemberontak dan yang diduga pendukung sipil mereka. Sedikitnya 200.000 orang tewas dan lebih dari dua juta orang melarikan diri dari rumah mereka sejak konflik itu mulai. (*)
Copyright © ANTARA 2008