Denpasar (ANTARA News) - Sanggar Arma Kumara Sari (AKS) yang berada di Desa Peliatan, dekat perkampungan seniman Ubud, Gianyar, membina ratusan calon seniman antar-ras untuk mempelajari tabuh dan tari Bali. "Puluhan anak-anak asal luar Bali yang orang tuanya bermukim di Ubud, termasuk orang asing tertarik belajar melukis, menabuh dan tari Bali," kata Ketua Sanggar tersebut, Anak Agung Gde Rai, Kamis. Ia yang juga pemilik Museum Arma Ubud menambahkan, anggota sanggar selain masyarakat Ubud juga berasal dari sejumlah kota di Indonesia, yang mengikuti orang tuanya bekerja dan bermukim di Ubud. Selain itu juga tercatat beberapa warga negara asing yang sudah lama bermukim di perkampungan seniman Ubud, ujar Agung Rai. Kegiatan sosial yang mendukung pelestarian seni budaya yang dirintis sejak 15 Pebruari 1996 atau 12 tahun silam hingga kini mendidik ratusan seniman tabuh dan tari Bali. Pembinaan kesenian yang dilakukan tanpa biaya itu dilakukan empat kali dalam seminggu yang terbagi dalam dua kelompok, yakni kelompok khusus laki-laki dan perempuan. Agung Rai menjelaskan, peserta latihan keterampilan tari dan tabuh itu umumnya anak-anak seusia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). "Mereka setelah mengikuti latihan setahun biasanya sudah memiliki kemampuan dalam bidang tabuh dan tari sesuai yang diajarkan serta diajak untuk melaksanakan kegiatan sosial yakni melakukan pementasan kelengkapan upacara keagamaan di berbagai pura," ujar Agung Rai. Sanggar AKS sudah beberapa kali dipercaya Pemkab Gianyar mewakili daerah itu mengikuti Pesta Kesenian Bali (PKB) tingkat Propinsi Bali di Denpasar dengan hasil yang cukup memuaskan. Selain itu juga pernah dipercaya mewakili Bali ke tingkat nasional dan berhasil keluar sebagai juara umum dalam festival anak-anak Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Prestasi lainnya sebanyak 20 seniman binaan AKS dipercaya mewakili Indonesia dalam festival anak-anak sedunia di Belanda dan Belgia beberapa tahun lalu, tutur Agung Rai.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008