Serang (ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), di perairan Selat Sunda, Rabu malam, sekitar pukul 23.40 menyemburkan bebatuan pijar berwarna kemerahan dari kawah bukit selatan gunung.
Kepala Pos Pemantauan,di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Tripambudi, saat dihubungi, mengemukakan, semburan bebatuan pijar berwarna merah diperkirakan setinggi 600 meter menunjukkan frekuensi letusan dan kegempaan vulkanik Anak Krakatau semakin tinggi.
Semburan bebatuan pijar tersebut diselingi dengan bunyian keras jika mendekati dengan kejauhan radius tiga kilometer dari titik letusan gunung. "Radius tiga kilometer terdengar suara bunyi letusan serta mengeluarkan semburan lontaran batu pijar," katanya.
Apalagi, hingga saat ini statusnya Anak Krakatau masih siaga level III dan belum dicabut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung,Jawa Barat.
Menurut dia, semburan bola api energi Anak Krakatau terlihat jelas kemerahan di sekitar Pantai Anyer sehingga menjadikan pemandangan tersendiri bagi pengunjung wisata.
"Empat hari terakhir ini semburan bebatuan pijar Anak Krakatau terlihat jelas, namun pada siang hari tidak tampak karena masih diselimuti kabut tebal akibat cuaca buruk," katanya.
Sejauh ini letusan dan kegempaan vulkanik dalam dan dangkal, tremor serta hembusan terus berlanjut, bahkan aktivitasnya semakin "menggila" dan tak terkontrol. Pasalnya, saat ini semburan bola api panas sudah menutupi sebagian kawasan gunung.
Akan tetapi, petugas pemantauan tidak bisa mengamati melalui alat perekam (seismograf), sehubungan adanya gangguan pada alat pendeteksian kegempaan yang dipasang di gunung (seismometer) itu.
"Kami hanya bisa melakukan pengamatan letusan dan kegempaan Anak Krakatau melalui visual dari jarak pandang di Pos Pemantauan di Desa Pasauran, Pantai Anyer," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, pengelola obyek wisata Pasir Putih, Pantai Carita, Bayu, saat dihubungi mengemukakan, para pengunjung sangat tertarik melihat pemandangan semburan bebatuan pijar letusan Anak Krakatau.
"Kebetulan malam ini banyak pengunjung yang ke sini karena hari libur nasional. Mereka bisa terhibur dan merasa senang adanya bola api Anak Krakatau," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008