Solo (ANTARA News) - Ribuan warga Solo dan sekitarnya berebut air sisa "jamasan" yang digunakan untuk mencuci pusaka koleksi Pura Mangkunegaran Solo, di Pendopo Pura Mangkunagaran Solo, Rabu malam. Ritual pencucian pusaka milik Pura Mangkunagaran ini dilangsungkan dalam rangka peringatan Malam 1 Suro 1941 dalam penanggalan Jawa. Para warga yang sudah mulai berdatangan sejak pukul 18.00 WIB itu segera menyerbu dua wadah air yang digunakan untuk mencuci sejumlah pusaka Mangkunegaran ini. Seusai di-"jamas", pusaka-pusaka ini dikirab mengelilingi benteng Pura Mangkunegaran, di mana-mana iring-iringan peserta kirab ini dilepas oleh K.G.P.A.A.Mangkunegoro IX. Iring-iringan kirab pusaka itu sendiri, dipimpin secara langsung oleh putera sulung KGPAA.Mangkunegoro IX, Kanjeng Pangeran (KP) Haryo Paundra Karna yang kemudian diikuti oleh prajurit serta kerabat Pura Mangkunagaran. Usai kirab, pihak Mangkunagaran selanjutnya membagikan sesajen kepada para warga masyarakat ini, sebagai salah satu wujud puji syukur. Peringatan Malam 1 Suro ini dilanjutkan dengan acara tirakatan semalam suntuk di Pendopo Pura Mangkunagaran. Peringatan Malam 1 Suro ini tidak hanya diikuti oleh warga di seputaran Kota Solo, tetapi juga masyarakat dari luar kota juga. Salah satu warga asal Karangdowo, Pedan, Klaten, Sutikno (65) mengatakan, setiap tahun dirinya selalu mengikuti peringatan Malam 1 Suro ini. "Ini sudah seperti tradisi," katanya. Menurut dia, tidak ada tujuan khusus dalam mengikuti peringatan ini, tetapi hanya ingin turut bergembira dengan Tahun Baru Jawa ini. "Peringatan ini juga merupakan salah satu cara yang dipercayai untuk mendekatkan diri kepada Tuhan," katanya. Ia mengatakan, salah satu orang yang dirasa memiliki kedekatan dengan Tuhan ialah Raja. Melalui peringatan ini, kata dia, rakyat biasa dapat berupaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui berkah dari Raja, dalam hal ini KGPAA Mangkunegoro IX.
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008