London (ANTARA News) - Inggris dan Spanyol menuntaskan sengketa lama mengenai Gibraltar yang mengganjal Uni Eropa (UE) dari ratifikasi beberapa konvensi internasional, termasuk perjanjian-perjanjian di bidang penerbangan dan tentang anak, demikian pernyataan Pemerintah Inggris, Selasa (8/1). Inggris mengatakan, kesepakatan tersebut akan membuka jalan bagi Uni Eropa untuk meratifikasi Konvensi Den Haag mengenai Perlindungan Anak dan Konvensi Cape Town 2001 mengenai Perhatian Internasional terhadap Peralatan Bergerak, yang penting bagi industri penerbangan. "Saya sangat gembira, karena dengan perjanjian pemerintah tentang Gibraltar dan dengan semangat kerjasamanya, kami sekarang telah menyelesaikan ketetapan-ketetapan dengan Spanyol yang akan mengizinkan Uni Eropa bergerak maju dan meratifikasi semua instrumen-instrumen yang diperlukan," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris, David Miliband, dalam pernyataan di parlemen. Uni Eropa telah meratifikasi sejumlah konvensi pada beberapa tahun lalu dengan tanpa persetujuan London dan Madrid, berkaitan dengan sengketa mereka atas kedaulatan Gibraltar, sebuah koloni Inggris di kaki Spanyol. Spanyol menolak rencana-rencana Inggris untuk menempatkan pejabat-pejabat di Gibraltar untuk melaksanakan perjanjian. Spanyol berpendapat bahwa tindakan itu bisa menjadi pengakuan bahwa Gibraltar telah mempunyai kebijakan luar negeri, suatu hal yang diprotes oleh Spanyol. Penolakan Spanyol menghambat Uni Eropa melakukan ratifikasi karena semua anggota Uni Eropa harus sepakat sebelum Eropa bisa meratifikasi konvensi-konvensi. Miliband mengatakan, Inggris dan Spanyol telah sepakat terhadap apa yang dinamakan `pasca-bertinju`, suatu sistem berdasarkan komunikasi antara Spanyol dan Gibraltar yang melibatkan perjanjian-perjanjian melalui London. Konvensi Den Haag 1996 meliputi sengketa-sengketa orangtua dalam mendapatkan hak pemeliharaan dan penculikan anak. Konvensi Cape Town memberikan kemudahan terhadap perusahaan-perusahaan penyewaan pesawat untuk mendapatkan kembali pesawat-pesawat mereka jika operator tak sanggup membayar. Inggris mencaplok Gibraltar pada 1704 dan Spanyol menyerahkan kedaulatannya kepada London sembilan tahun kemudian, namun sejak itu mereka berjuang untuk mendapatkan kembali wilayah strategis untuk masuk ke Mediterania itu. Tanda mencairnya hubungan-hubungan Spanyol, Inggris dan Gibraltar tersebut telah tampak dalam perundingan-perundingan yang diselenggarakan pada beberapa tahun belakangan, mengenai peningkatan hubungan-hubungan dan larangan penerbangan langsung antara Madrid dan Gibraltar telah dicabut, demikian laporan Reuters. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008