Jakarta (ANTARA News) - Produsen sepeda motor China, PT Sanex Qianjiang Motor International Tbk (SQMI), akan mengubah kegiatan usaha utama dari perakitan sepeda motor menjadi perdagangan dan pertambangan karena perseroan kalah bersaing dengan produsen motor sekelas Honda dan Yamaha. "Untuk membiayai kegiatan barunya ini, perseroan juga akan menjual beberapa asetnya, termasuk tanah, bangunan serta mesin dan peralatan," kata Direktur SQMI, Benny Suwandy di Jakarta, Rabu. "Perubahan kegiatan bisnis ini dilakukan karena kami tidak melihat adanya kemungkinan perbaikan usaha sepeda motor yang mengakibatkan defisit terus-menerus," katanya. Menurut Benny, defisit ini disebabkan penurunan produksi dan pemasaran sepeda motor. Penurunan ini sendiri adalah buntut dari tingginya harga bahan bakar minyak yang diikuti tidak adanya lembaga pembiayaan untuk mendukung penjualan. "Sebagai konsekuensinya, perseroan juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja atas 155 karyawannya," kata Benny. Dalam laporan keuangannya per tanggal 30 September 2007 yang telah diaudit oleh KAP Yansen Pasaribu, diketahui bahwa perseroan ini telah mengalami kerugian yang cukup signifikan dalam tiga tahun belakangan. Sampai akhir periode 30 september 2007, kerugian mencapai Rp31,5 miliar. sedangkan untuk periode 31 Desember 2006 dan 2005, masing-masing tercatat defisit sebesar Rp14,3 miliar dan Rp6,4 miliar. "Walaupun tidak tertutup kemungkinan menjadi salah satu produsen, sementara ini, kami masih terbatas melakukan usaha trading dari produk mineral mangaan ke China", kata Benny. Menurutnya, mangaan dipilih karena besarnya potensi perdagangannya yang baru dilakukan oleh perusahaan kecil dan belum dikelola secara profesional. Konsumsi baja dunia, terutama China, yang menggunakan mangaan sebagai bahan bakunya juga diperkirakan akan meningkat sekitar 6 persen per tahun. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008