Kemasan penyok tersebut dikhawatirkan dapat membahayakan konsumen,karena kemasan berbahan alumunium diproses dengan bahan kimia

Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Perdagangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menemukan banyak makanan tidak layak edar saat melakukan inspeksi mendadak ke berbagai pusat perbelanjaan.

Kepala Dinas Perdagangan Pemerintah Provinsi Kalsel Birhasani di Banjarmasin, Kamis, mengatakan, pada inspeksi mendadak yang dilakukan bersama tim terkait, pihaknya masih menemukan banyak minuman tidak layak edar dengan kemasan rusak atau penyok.

"Kemasan penyok tersebut dikhawatirkan dapat membahayakan konsumen,karena kemasan berbahan alumunium diproses dengan bahan kimia," katanya.

Kemasan minuman, sesuai ketentuan terbuat dari alumunium dan di dalam dinding kemasan ini sudah dilapisi dengan pengaman.

Namun, karena penyok dikhawatirkan dinding pengamannya rusak, sehingga makanan dan minuman di dalamnya bersentuhan langsung dengan bahan alumunium ini.

Menyikapi hal tersebut, tambah dia, pihaknya meminta seluruh retail untuk tidak menjual dan menarik semua barang tersebut.

Menurut Birhasani, pantauan tersebut dilaksanakan bersama tim terpadu yang terdiri dari dinas perdagangan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan dan Yasasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Banjarmasin.

Selain ke pusat perbelanjaan, tim juga melakukan pengawasan kepada toko-toko pembuatan parsel Lebaran.

Pembuatan parsel menjelang Lebaran Idul Fitri 1440 hijriah. (Antaranews Kalsel/Latif Thohir)

"Walau tidak ditemukan makanan yang melewati batas kedaluwarsa, namun dari hasil pantauan di dua market yang melayani pesanan pembuatan parsel Lebaran masih diketemukan beberapa makanan dan minuman dengan kemasan yang rusak," katanya.

Selain itu, pihaknya juga masih banyak menemukan barang dengan izin edar yang belum diperbarui dan sudah dekat masa kedaluwarsa, sehingga harus ditarik dari peredarannya.

Pemilik toko menanggapi positif terhadap pantauan yang dilakukan oleh dinas perdagangan dan instansi terkait.

Dia mengaku tidak mengetahui perihal larangan memajang makanan dan minuman dengan kemasan penyok.

"Bagus aja apa yang dilakukan kita jadi tau juga kan, apa yang tidak tahu diberi tahu kan nah jadi kita bisa hati-hati gitu, perhatikan mana-mana barang yang bisa diretur harus diretur, yang tidak sesuai kita kembalikan," katanya.

Setiap tahun jelang Lebaran permintaan parsel selalu meningkat. Beberapa retail yang melayani pembuatan parsel mengaku di Lebaran kali ini pesanan parsel mencapai lebih dari 1.000 unit.

Memastikan barang makanan dan minuman tersebut aman dan layak konsumsi, dinas perdagangan dan instansi terkait, memberikan perhatian khusus dengan memantau retail yang memproduksi parsel Lebaran.

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019