Jakarta (ANTARA News) - Salah seorang guru besar peletak dasar ekonomi nasional, Prof. Mohammad Sadli, tutup usia pada Selasa malam sekitar pukul 23:00 WIB, setelah beberapa waktu dirawat di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Jenazah mantan Menteri Tenaga Kerja (1971-1973) dan Menteri Pertambangan (1973-1978) itu dibawa pulang ke rumah duka di Jalan Brawijaya IV Nomor 24 Kelurahan Pulo, Jakarta Selatan, pada Rabu pagi. Suami psikolog terkemuka, Prof. DR Saparinah Sadli, yang juga Guru Besar di Universitas Indonesia (UI) itu meninggal pada usia 85 tahun. Rencananya, almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Sadli lahir di Sumedang, Jawa Barat, 10 Juni 1922. Pada tahun-tahun pertama Orde Baru, ia dipercaya Presiden Soeharto memangku jabatan Menteri Tenaga Kerja, kemudian sebagai Menteri Pertambangan dalam Kabinet Pembangunan II. Setelah tidak duduk dalam pemerintahan, Mohammad Sadli tiga tahun menjadi Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Ekonom yang juga bergelar insinyur teknik itu, juga dikenal sebagai pengamat ekonomi yang suaranya banyak diperhitungkan orang. Dalam ulasan-ulasannya, ia menyampaikan kritik yang berimbang dan senantiasa diperciki optimisme, walaupun acap kali dengan ungkapan-ungkapan yang khas. Awal 1983, misalnya Sadli mengemukakan, agar pemerintah mencegah inflasi kantung kosong, seperti pernah terjadi dalam masa Orde Lama. Menurut dia, pemerintah waktu itu mencetak uang besar-besaran untuk mengadakan dana pembangunan, padahal tindakan itu tidak menambah dana secara riil. Sadli meraih gelar insinyur dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, juga meraih M.Sc. dari Institut Teknologi Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Kemudian, ia beralih minat ke bidang ekonomi. Ia pernah memperdalam ilmunya di Universitas Harvard, AS. Ia mengajar di UI sejak 1953, perguruan tinggi yang kemudian memberinya gelar doktor ilmu ekonomi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008