Padang (ANTARA) - Arus mudik melalui Bandara Internasional Minangkabau terus meningkat sejak 3 hari terakhir, bahkan diperkirakan akan mencapai 10.000 sampai 11.000 orang pada masa puncak, 1 hingga 4 Juni 2019.
"Jumlah kedatangan masih terus meningkat meski harga tiket luar biasa tinggi," kata Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit saat meninjau arus mudik di BIM, Kamis.
Menurut dia, saat ini tiket langsung dari Jakarta-Padang sudah habis dipesan. Hal itu menunjukkan animo perantau Minang untuk pulang kampung menggunakan transportasi udara masih tinggi.
"Saat ini tiket pesawat dari Jakarta-Padang itu harus transit dahulu, misalnya di Medan atau Batam. Namun, harganya bisa dua hingga tiga kali lipat harga normal. Meski demikian, masih ada yang tetap membeli untuk pulang kampung, " ujarnya.
Sementara itu, Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Dwi Ananda Wicaksana menyebutkan 3 hari terakhir terjadi peningkatan arus mudik dari 5.000 menjadi 7.000 orang. Bahkan, pada hari Rabu (29/5) mencapai 9.700 orang.
"Hari ini belum dihitung angkanya, bisa meningkat dari kemarin," ujarnya.
Meski terjadi peningkatan, menurut dia, secara rata-rata jumlah pemudik ke Sumbar lewat BIM berkurang cukup signifikan dari data pada tahun 2018.
Pada tahun 2018, lanjut dia, rata-rata pemudik yang datang di BIM mulai H-7 sekitar 11.000 orang. Penurunannya sekitar 20-30 persen.
Selain menggunakan transportasi udara, arus mudik perantau Minang juga menggunakan jalur darat. Bahkan, diperkirakan jumlahnya akan meningkat cukup tinggi karena banyak yang beralih dari moda transportasi udara ke darat akibat tiket mahal.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019