Jenewa (ANTARA News) - Nilai investasi asing langsung (FDI) global selama 2007 mencapai rekor sebesar 1,5 triliun dolar AS meskipun terjadi krisis keuangan dan pasar kredit perumahan. "Arus FDI terjadi di semua kelompok negara, baik negara maju, berkembang, maupun kelompok negara di Eropa Tenggara dan persemakmuran," demikian laporan akhir tahun Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) yagn diumumkan Rabu. Menurut UNCTAD, krisis keuangan dan krisis kredit yang terjadi pada akhir pertengahan 2007 tidak mempengaruhi arus volume FDI secara keseluruhan. Pertumbuhan FDI global secara umum didorong oleh merger perusahaan lintas negara dan akuisisi perusahaan-perusahaan transnasional mengikuti peningkatan kinerja ekonomi di sejumlah kawasan. FDI di negara-negara maju dalam empat tahun berturut-turut mencapai sekitar satu triliun dolar AS. AS menerima FDI paling besar yaitu mencapai 193 miliar dolar AS pada tahun 2007. Sementara lebih dari setengah FDI masuk ke negara-negara berkembang di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Oseania. China menerima jumlah yang paling besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, yakni sebesar 67,3 miliar dolar AS pada 2007. FDI di negara-negara transisi kawasan Eropa Tenggara dan Persemakmuran Negara Merdeka (CIS) mencapai 41 persen atau tercatat sebesar 98 miliar dolar AS. UNCTAD memperingatkan, ketidakpastian ekonomi dan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di AS, kemungkinan akan berdampak negatif pada arus FDI tahun 2008. "Masalah global eksternal imbalances, menajamnya fluktuasi kurs, meningkatnya suku bunga, dan meningkatnya tekanan inflasi, serta gejolak harga komditas, kemungkinan akan menurunkan arus FDI global," demikian laporan UNCTAD, seperti dikutip Xinhuanet. (*)
Copyright © ANTARA 2008