Ambon (ANTARA) - Pedagang tikar (alas tempat tidur di atas kapal penumpang) di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon panen, setelah dua kapal milik PT Pelni sandar untuk menurunkan dan menaikkan penumpang mudik Lebaran 2019, Kamis.
"Hari ini bisa dibilang saya dan teman-teman panen rezeki dari hasil menjual tikar untuk penumpang yang akan berangkat, baik yang menuju Banda, Tual sampai ke Papua maupun yang akan berlayar menuju Bau-bau, Makassar sampai ke Jakarta," kata Lariha.
Ia mengatakan tikar dengan ukuran 1,20 meter x 1 meter yang sudah laku sebanyak 40 buah, dengan harga Rp10.000/buah, sangat menguntungkan.
Kalau dihitung-hitung, lanjutnya, keuntungan yang diraup sebesar Rp160.000, mengingat tikar yang dibeli dari orang di atas kapal berjumlah kodian yang isinya 20 buah dengan harga Rp120.000/kodi, dengan demikian harga eceran Rp6.000/buah dan dijual Rp10.000/buah.
"Jadi, kalau kapal penumpang milik PT.Pelni masuk Ambon sudah pasti ada ABK yang membawa tikar tersebut, baik dari Surabaya maupun Jakarta untuk dijual ke daerah-daerah, salah satunya Ambon," katanya pula.
Dia menjelaskan, biasanya dalam situasi normal belum terjadi arus mudik seperti sekarang ini hanya mencapai 15-20 buah tikar saja yang laku, tergantung penumpang yang mau membeli, namun sekarang ini cukup banyak sebab banyak penumpang yang berebutan lokasi untuk tempat tidur di kapal.
Lariha menjelaskan, sudah tiga tahun dirinya menekuni bisnis jualan tikar, sebelumnya buruh pelabuhan.
"Saya sudah tua, tidak mampu lagi untuk memikul barang, akhirnya mengambil keputusan untuk menjual tikar. Saya asal Bau-bau, Sulawesi Tenggara, dan bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon kurang lebih 20 tahun, sudah beristri dan punya dua orang anak," kata pria yang bermukim di Desa Batu Merah itu.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019