Tanjungpinang (ANTARA News) - Budayawan Kepulauan Riau (Kepri) mengkhawatirkan Malaysia kelak mengaku tari Zapin Pesisir Kepri sebagai miliknya pula setelah lagu Rasa Sayange dan reog. Bhinneka Surya alias Tok Mok kepada ANTARA News, di Tanjungpinang, Selasa menyatakan khawatir sebab sejak tahun 1998, orang Malaysia berupaya merebutnya dengan mempelajari tari Zapin dari Indonesia. "Kami mencium kemungkinan itu saat Prof Madya Anis (WN Malaysia) mengundang seluruh budayawan Indonesia ke Malaysia pada tahun 1998," ungkap Tok Mok di ibukota Provinsi Kepri. Tujuan Madya mengundang budayawan Indonesia adalah untuk mempelajari seluruh budaya tanah air, termasuk tari Zapin Pesisir. "Pemerintah harus mengambil sikap terhadap kemungkinan itu," kata Tok Mok yang akan menerbitkan buku karangannya tentang Zapin. Budayawan Kepri itu mengaku hingga kini terus mengembangkan tari Zapin Pesisir dan senam Zapin tanpa bantuan pemerintah. "Belum pernah diperhatikan pemerintah. Jadi, upaya pengembangan dilakukan dalam berbagai keterbatasan, tapi tetap jalan" ujarnya. Zapin adalah sejenis tarian yang pada dasarnya merupakan bentuk permainan menggunakan kaki yang semula hanya dimainkan kelompok laki-laki bangsa Arab. Dalam bahasa Arab, Zapin disebut "al raqh wal zafn." Tari Zapin berasal dari Arab. Masuknya tari Zapin bersamaan dengan syiar Islam ke Indonesia yang dibawa para pedagang Arab. "Zapin tertua di Indonesia berada di Flores, Nusa Tenggara, pulau-pulau Ternate dan Ambon," katanya. Kemudian Zapin berkembang di Pontianak dengan sebutan Japin. "Di kawasan Indonesia bagian Barat, Jambi lebih dulu kenal tari Zapin ketimbang Riau," tuturnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008