Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, mengatakan bahwa kajian penelitian BI memperlihatkan tekanan inflasi pada 2008 maksimum terjadi 6,3 persen, bila pemerintah tidak melakukan tindakan apa pun.
"Para peneliti di BI melihat justru pada 'high end' dekat ke arah enam, dan bahkan bisa melewati enam persen, maskimumnya 6,3 apabila tidak ada usaha yang dilakukan, jadi apabila tidak melakukan apa-apa, maka itulah yang akan terjadi," katanya di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, ia mengemukakan, pihaknya bersama pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan tekanan inflasi yang kuat pada 2008.
Menurut dia, pemerintah akan mengendalikan inflasi dengan berupaya perbaikan di bidang distribusi dan upaya penyediaan kebutuhan pokok.
Sedangkan, BI menurut dia, akan berupaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dengan mencermati operasionalitas kebijakan moneter guna menekan inflasi terutama akibat barang-barang impor.
Dengan upaya-upaya tersebut, ia mengatkan, optimistis target inflasi 2008 yang dipatok lima plus minus satu dapat tercapai.
Sementara itu, ia mengatakan, saat ini pihaknya terus mencermati karakteristik inflasi di Indonesia yang disebabkan oleh meningkatnya secara signifikan kapasitas dan produktifitas perekonomian, masih rentan terhadap pergerakan harga makanan tertentu serta ekpektasi masyarakat.
Selain itu, ia menambahkan, juga dipengaruhi oleh pasar finansial yang relatif belum dalam serta masih adanya ekses likuiditas yang masih besar. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008