Jakarta (ANTARA) - SPF dalam tabir surya tinggi tak berarti membuat Anda sepenuhnya terlindungi dari sinar ultraviolet (UV) A dan B matahari yang berbahaya penyebab kanker kulit dan merusak DNA.
Nneka Leiba, director of healthy living science di Environmental Working Group (EWG) merekomendasikan tabir surya dengan SPF 30-50. Pada tingkat ini, perlindungan terhadap sinar UVA dan UVB cenderung lebih seimbang.
"Dan seringkali dengan produk SPF tinggi, sulit untuk menjaga keseimbangan yang baik," kata dia seperti dilansir Medical Daily, Rabu (29/5).
Angka SPF hanya memberikan indikasi bagaimana kinerja produk terhadap sinar UVB, yang menyebabkan kanker kulit terbanyak dan juga memicu kulit terbakar.
Laporan EWG menyebutkan, tabir surya yang mengandung SPF 15 melindungi terhadap 93 persen sinar UVB, SPF 30 melindungi terhadap 97 persen sementara SPF 50 melindungi terhadap 98 persen sinar UVB.
Sebenarnya, perlindungan lengkap kulit mencakup beragam cara termasuk mengenakan topi, pakaian dan menghindari sinar matahari di tengah hari menjadi kunci untuk lebih melindungi kulit Anda dari bahaya matahari.
Tabir surya hanyalah salah satu alat untuk membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.
"(Kasus) kanker kulit sedang meningkat, jadi sangat penting untuk melihat secara holistik hubungan kita dengan matahari," kata Leiba.
EWG juga merekomendasikan Anda menghindari tabir surya mengandung vitamin A karena ketika diterapkan pada kulit yang terpapar sinar matahari, vitamin A mungkin mempercepat perkembangan lesi kulit.
Baca juga: Benarkah tabir surya halangi tubuh dapatkan vitamin D?
Baca juga: Berhenti gunakan tabir surya agar tak kekurangan vitamin D? Ini kata ahli
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019