New York (ANTARA News) - Pada tahun 2003-2004 terjadi wabah batuk rejan di wilayah Fond du Lac, di Wisconsin sebagian besar dari kasus terinfeksi terjadi pada anak-anak usia remaja, walapun orang dewasa yang terinfeksi menderita penyakit itu lebih parah, demikian dikatakan oleh para ahli kedokteran dalam laporan arsip kedoketran anak dan remaja untuk bulan Januari.
Setelah kasus-kasus pertama terjadi yang dilaporkan kepada kantor wilayah Departemen kesehatan Fond du Lac pada akhir Juliu 2003, asal muasal wabah batuk rejan yang juga dikenal dengan sebutan pertusis ditemukan di sebuah sekolah menengan umum yang digunakan untuk suatu aktivitas sebelum masa sekolah (tahun ajaran baru) dimulai pada pertengahan tahun .
Dr.Jeffrey P.Davis beserta rekan-rekannya fdari Departemen Kesehatan Masyarakat di Wisconsin melaporkan penelitiannya dan mengatakan upaya penanggulangan pertussis telah ditingkatkan dengan meneliti identifikasi kontak antara penderita dengan orang lainnya yang sehat, pelayanan uji diagnostik serta pemberian antibiotik kepada masyarakat luas.
Mereka-mereka yang terinfeksi diminta untuk tetap berada di rumah selama lima hari pertama dengan pemberian antibiotik.
Fase pertama dari wabah mencapai puncaknya pada pertengahn Juni sampai pertengahn Agustus, tetapi antara Oktober dan awal Desember jumlah kasus meningkat kembali, cukup tajam dengan penularan dari orang dewasa kepada anak-anak dibawah usia remaja.
Secara garis besar sebanyak 71 persen pasien yang terinfeksi berusia antara 10 hingga 19 tahun. Empat belas persen dari kasus yang terjadi terdapat pada pasien usia 2 bulan hingga sembilan tahun serta 15 tyahun hingga usia dewasa.
Dua orang penderita pertussis berusia balita harus dirawat di rumah sakit. Orang dewasa yang terkena infeksi penyakit batuk ini mengalami lebih sering muntah-muntah dibandingkan dengan penderita usia remaja.
Davis dan rekan-rekannya bahwa para pseien yang didiagnosa terkena pertussis menyebar di 20 sekolah menengah umum di wilayah tersebut.
Jumlah vaksinasi yang dilakukan pada saat wabah melanda tercatat 84 persen dan rata rata menerima lima kali dosis. Namun hingga tahun 2005 baru ditemukan vaksin pertussis yang telah ditingkatkan dayanya dan diberikan kepada para remaja dan orang dewasa.
"Wabah yang telah mengerahkan segala upaya dan sumber daya telah membuat para ahli berhasil mendapatkan vaksin dengan daya yang ditingkatkan yang berguna dan efektif serta dapat dimanfaatkan untuk kelompok remaja dan sekaligus orang dewasa, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008