Jakarta (ANTARA) - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan orang tua lebih baik tidak mengajak anaknya mudik menggunakan sepeda motor bila perjalanannya cukup jauh.
"Sarana mudik gratis cukup banyak. Lebih baik tidak mudik bersama anak jika dengan sepeda motor," kata Retno dalam jumpa pers yang diadakan di Jakarta, Rabu.
Retno mengatakan mudik menggunakan sepeda motor bisa membahayakan anak. Orang tua perlu mempertimbangkan keselamatan anak sebelum memutuskan mudik menggunakan sepeda motor bersama anak.
Sementara itu, komisioner KPAI yang lain, Ai Maryati Solihah mengatakan selain faktor keamanan, pemudik tidak boleh melupakan faktor kenyamanan, termasuk kenyamanan anak.
"Seringkali, anak dipandang sebagai subjek yang tidak utuh sehingga orang tua membiarkan anak duduk terlalu lama di sepeda motor," tuturnya.
Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan Cris Kuntadi mengatakan sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling tidak aman untuk digunakan dalam perjalanan jauh, termasuk untuk mudik.
"Bila terjadi kecelakaan, badan pengendara sepeda motor dan penumpangnya akan langsung bertabrakan dengan kendaraan lain dan jalan," katanya.
Karena itu, Kementerian Perhubungan selalu berupaya menekan angka pemudik menggunakan sepeda motor, salah satunya dengan memberikan subsidi bagi pemudik untuk naik bus, kereta atau kapal laut.
"Jadi orangnya naik bus, kereta atau kapal laut, sementara sepeda motornya diangkut juga menggunakan bus, kereta atau kapal juga," katanya.
KPAI mengadakan jumpa pers tentang mudik ramah anak menghadirkan Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan Cris Kuntadi.
Hadir pada acara itu Ketua KPAI Susanto, Wakil Ketua Rita Pranawati, serta tiga komisioner, yaitu Retno Listyarti, Susianah, dan Ai Maryati Solihah.*
Baca juga: Pemudik Bermotor "Mengalir" di Jalan Arteri Karawang
Baca juga: Kemenhub-KAI gelar program angkut motor gratis pada Lebaran 2019
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019