Brisbane (ANTARA News) - Film Indonesia "DENIAS-Senandung di Atas Awan" yang mengisahkan kegigihan seorang putra Papua untuk bisa bersekolah, Selasa malam, diputar di depan publik Australia, termasuk 26 orang pengajar bahasa Indonesia yang sedang mengikuti pelatihan di kampus Universitas Charles Darwin. Pemutaran film yang disutradarai John De Rantau itu dihadiri langsung oleh Nia Zulkarnaen dan suaminya, Ari Sihasale, yang tidak hanya terlibat sebagai pemain tetapi juga produser dari film yang telah mengantongi sejumlah penghargaan ini, kata Konsul RI di Darwin, Harbangan Napitupulu, dalam penjelasannya kepada ANTARA, Selasa. "Pada mulanya pemutaran film ini hanya dimaksudkan untuk para guru bahasa Indonesia yang menjadi peserta `Endeavor Language Teachers` Fellowship` di CDU tapi kami kemudian juga mengundang sejumlah tokoh, menteri di pemerintahan Northern Territory serta konsul kehormatan negara-negara sahabat di Darwin," katanya. Pemutaran film yang dijadwalkan berlangsung pukul 19.00 waktu Darwin ini akan dimulai dengan pengenalan Nia Zulkarnaen dan suaminya kepada audiens serta penyerahan bantuan dana bagi pembangunan Taman Indonesia di CDU oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Canberra Dr.R.Agus Sartono,MBA, katanya. Film yang mengangkat kisah nyata seorang anak yang tinggal di pelosok Papua bernama Denias yang gigih menggapai cita-citanya untuk bisa bersekolah itu menjadi spesial karena Janias Miagoni, anak yang kisahnya diangkat dalam film ini, justru merampungkan pendidikan SMA-nya di St.John`s College, Darwin. "Dia akan melanjutkan studinya ke salah satu universitas di Melbourne dengan beasiswa tahun ini," kata Konsul Harbangan Napitupulu. Selama di Darwin, Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale hari Rabu mengisi sesi program pelatihan bagi para guru bahasa Indonesia asal berbagai SLTA di Australia yang diselenggarakan CDU bekerja sama dengan Asia Education Foundation (Yayasan Pendidikan Asia) di Melbourne dan mendapat dukungan Konsulat RI Darwin ini, katanya. Adikbud RI di KBRI Canberra, Dr.R.Agus Sartono,MBA yang sedang berada di Darwin menyambut baik pemutaran film yang menjadi "Best Movie" Jiffest 2006 ini. Film yang mendapatkan penghargaan sebagai film feature anak terbaik Festival Film Asia Pasifik 2007 di Australia itu tidak hanya menggambarkan perkembangan perfilman Indonesia tetapi juga mengandung pesan positif tentang anak Indonesia yang gigih dalam menggapai cita-citanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008