Surabaya (ANTARA News) - Banjir di Kabupaten Tuban, Jatim, yang disebabkan oleh meluapnya Bengawan Solo, ditaksir telah menimbulkan kerugian hingga lebih dari Rp72 miliar yang dihitung dari kerusakan lahan pertanian dan infrastruktur.
Laporan Satkorlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten Tuban, Selasa, menyebutkan, kerugian dari tanaman padi yang puso diterjang banjir sekitar Rp37,3 miliar, sedangkan kerusakan infrastruktur dinilai mencapai Rp34,8 miliar.
Kerugian tersebut belum termasuk akibat rusaknya tanaman jagung, jebolnya tambak milik warga serta infrastruktur dibawah pengelolaan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat.
Banjir akibat jebolnya tanggul Bengawan Solo di Tuban telah merendam lima wilayah kecamatan. Dari wilayah yang terendam tersebut tiga kecamatan sudah mulai surut.
Wilayah kecamatan yang banjirnya mulai surut adalah Kecamatan Rengel, Soko dan Parengan, sedangkan kecamatan yang masih tergenang banjir meliputi Kecamatan Widang dan Plumpang.
Di daerah yang masih terendam banjir cukup tinggi tersebut ada 18 desa, 14 desa di Kecamatan Widang dan 4 desa di Kecamatan Plumpang.
Dengan kondisi itu, jalan raya di wilayah Tuban hingga kini belum memungkinkan untuk dilintasi kendaraan, utamanya kendaraan bertonase besar.
Sementara itu, warga korban banjir di Tuban saat ini sudah mulai diserang gatal-gatal, sehingga sumbangan obat-obatan yang banyak dikonsumsi masyarakat pengungsi di daerah itu adalah saleb obat gatal.
Bupati Tuban, Haeny Relawati membenarkan bahwa kerugian akibat banjir di wilayahnya cukup besar, tidak kurang dari Rp72 miliar. "Nilai kerugian itu masih bersifat sementara," katanya menegaskan.
Pemerintah Kabupaten Tuban selama ini terus berusaha menyalurkan bantuan logistik untuk para korban banjir, termasuk menyiapkan perahu karet untuk tenaga medis melayani kesehatan masyarakat.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008