Dalam satu kali perjalanan operator bus wajib menyiapkan sopir cadangan agar bisa bergantian.

Sleman (ANTARA) - Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Dinas Perhubungan DIY melakukan tes urine terhadap puluhan sopir bus angkutan Lebaran 2019 di Terminal Jombor, Rabu.

Dalam tes urine yang dilakukan terhadap puluhan sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tidak ditemukan sopir yang menggunakan obat-obatan terlarang, kata Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Harry Agus Triono.

Menurut dia, meskipun tidak ada temuan, namun seluruh sopir diminta untuk menjaga kondisi kesehatan selama arus mudik dan balik Lebaran 2019.

"Kami minta para sopir yang sakit agar tidak memaksakan diri untuk mengoperasikan bus, dan beristirahat dulu," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga melarang sopir bus mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan rasa kantuk sebab hal itu bisa saja membuat konsentrasi mengemudi berkurang.

"Akibatnya bisa saja kecelakaan, sopir yang sakit kemudian minum obat-obatan yang menyebabkan mengantuk kan sudah dilarang untuk mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin," katanya.

Agus mengatakan, dalam satu kali perjalanan operator bus wajib menyiapkan sopir cadangan agar bisa bergantian.

"Sopir harus istirahat. Setiap empat jam perjalanan istirahat satu jam," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan meminta setiap operator bus menyiapkan awak angkutan yang sehat. Apalagi dengan kondisi mudik lebaran tahun ini yang diprediksi pengguna moda trasportasi darat meningkat.

"Kalau ada yang tidak siap ya diganti dengan yang siap. Jangan dipaksakan," katanya.

Kepala Biro Operasional Polda DIY Kombes Pol Hermansyah mengatakan jelang mudik lebaran ini mobilitas masyarakat semakin tinggi. Apalagi saat ini masyarakat banyak yang nenggunakan transporatsi darat.

"Tes urine ini untuk memastikan kondisi sopir sehat. Selain itu, juga memastikan tidak ada indikasi narkoba, sehingga sopir harus sehat agar selamat sampai tujuan," katanya

Ia mengatakan, tes urine ini juga akan dilakukan di tempat-tempat pemberangkatan travel. "Juga akan kami lakukan di bandara untuk memastikan pilot-pilot tidak mengonsumsi narkoba," katanya.

Hermansyah mengatakan, jika ditemukan pengemudi yang terindikasi mengonsumsi narkoba, yang bersangkutan tidak diizinkan untuk berangkat dan akan dilakukan pemeriksaan oleh Ditresnarkoba.

"Jika ditentukan pengemudi yang mengonsumsi narkoba atau yang mirip maka akan diproses Ditresnarkoba. Dari puuhan sopir yang diperiksa hari ini belum ditemukan pengendara yang terindikasi mengonsumsi narkoba," katanya.

Salah seorang sopir bus AKAP jurusan Yogyakarta-Merak Iskak (32) mengatakan bahwa tidak keberatan dites urine sebab dengan tes itu dia juga tahu bagaimana kondisi tubuhnya.

"Saya jadi bisa mempersiapkan diri melakukan perjalanan dari Yogyakarta-Merak yang ditempuh selama 12-13 jam. Ya bermanfaat karena bisa mengecek kondisi fisik saya," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019