Hal itu, kata Rudiansyah di Banjaramsin Rabu, untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak memanfaatkan angkutan yang dilarang untuk mengangkut manusia.
Menurut Rusdi, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, banyak masyarakat memanfaatkan mobil jenis pick up, tosa dan angkutan barang lainnya, untuk mengangkut orang ke beberapa lokasi wisata atau bersilaturahmi.
Sesuai ketentuan, kata dia, pick up tersebut, hanya boleh dimanfaatkan untuk mengangkut barang dan keperluan lainnya selain manusia.
Mengantisipasi agar masyarakat tidak menyalahgunakan angkutan barang untuk manusia, lanjut dia, pemerintah menyiapkan Bus Damri sebagai angkutan murah bagi masyarakat.
"Namun bila ternyata masih ada pick up untuk mengangkut manusia, aparat kepolisian akan menggiring atau mengawal pick up tersebut hingga tujuan," katanya.
Hal itu dilakukan, untuk meminimalisasi kecelakaan lalu lintas selama Lebaran, akibat pemanfaatan angkutan yang bukan peruntukannya.
Sebelumnya, tim pengamanan dan pelaksanaan angkutan Lebaran melakukan rapat koordinasi, untuk pemantapan pelaksanaan angkutan mudik Lebaran Idul Fitri 1440 hijriah.
Beberapa persiapan yang dibahas, antara lain pelaksanaan mudik gratis pemudik antar kabupaten, persiapan angkutan laut dan udara ke berbagai tujuan.
Diperkirakan, lonjakan penumpang arus mudik akan terjadi mulai H-7 Lebaran, terutama untuk angkutan laut.
"Kami memperidiksi, penumpang angkutan laut akan melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya, seiring dengan kenaikan harga tiket pesawat," katanya.
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019