Kabul (ANTARA News) - Dua tentara Kanada tewas sesudah kendaraan tentara mereka terguling dalam gerakan tentara, kata pejabat pada Senin. Tentara itu tewas dalam gerakan bersama serdadu Afgan dan Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO terhadap pejuang Taliban di wilayah Zherai di propinsi Kandahar, Afganistan selatan, kata kementerian pertahanan Kanada dalam siaran pers di lamannya. Kendaraan itu "terguling dalam gerakan tempur melintasi medan sulit", kata pernyataan itu, dengan menambahkan, "Kejadian itu bukan hasil kegiatan musuh." Kementerian itu menyebut seorang di antara tentara korban tersebut bernama Korpral Eric Labbe (31 tahun), sementara nama almarhum kedua tidak diumumkan atas permintaan keluarganya. ISAF di Kabul memastikan kematian tentaranya dan menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung. Tentara bertugas di pasukan terpisah gabungan pimpinan Amerika Serikat tewas pekan lalu akibat ledakan bom, menjadi tentara pertama Barat tewas pada tahun ini setelah 218 tentara asing kehilangan nyawa, sebagian besar dalam kekerasan Taliban pada 2007. ISAF dan pasukan pimpinan Amerika Serikat menempatkan sekitar 60.000 tentara dalam memerangi Taliban, yang melancarkan perlawanan, yang berada pada tahap paling mematikan pada dua tahun terahir. Seorang prajurit NATO asal Kanada ahir Desember tewas akibat ledakan bom pinggir jalan di Afghanistan, kata Kementerian Pertahanan Kanada, yang menyebut korban bernama Jonathan Dion (27). Tentara berumur 27 tahun itu tewas sesudah mobilnya terkena ledakan bom saat ia meronda dan dalam perjalanan menuju pangkalannya di Kandahar, kata kementerian tersebut dalam pernyataannya. Empat prajurit lain cedera akibat ledakan itu dan berada dalam keadaan tenang, katanya. Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan Taliban di Afganistan membuat sejumlah negara berencana mengurangi atau menarik tentaranya, yang tergabung dalam ISAF, yang saat ini mencakup 37.000 prajurit dari 37 negara. Selain ISAF, terdapat ribuan prajurit gabungan pimpinan Amerika Serikat, yang memerangi Taliban dan sekutunya di Afganistan. Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adikuasa tersebut, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Tentara Kanada tengah November menyerahkan kendali markas strategis kepada tentara Afganistan, langkah pertama tentara asing, yang membantu Afganistan memerangi Taliban di bagian selatan negara itu. Markas ronda Ghundey Ghar di kubu Taliban di daerah Ghazi, tepat di barat kota penting di Kandahar, merupakan perolehan sulit bagi pasukan Kanada, yang melancarkan pertempuran sengit 18 jam untuk memperoleh kedudukan itu pada 22 Agustus 2007. Dua tentara Kanada dan satu jurubahasa Afganistan tewas dalam gerakan tempur tersebut, yang pertama bagi pergiliran tentara Kanada saat itu, yang bagian terbesar dari mereka berasal dari propinsi berbicara bahasa Prancis, Quebec. Empat lagi, termasuk satu wartawan Kanada, yang kehilangan satu kaki, luka parah dalam pertempuran di Ghundey Ghar, bukit tinggi sepi di atas ladang ganja dan anggur, yang berdebu dengan pandangan sebagian besar desa sunyi berlumpur ke pegunungan bertebing batu terjal, demikian laporan beberapa kantor berita.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008