Semarang (ANTARA News) - Bencana alam yang melanda Jawa Tengah antara 17 Desember 2007-3 Januari 2008 telah menyebabkan 91 orang meninggal dunia, luka berat 74 orang, dan luka ringan 15 orang. "Bencana alam di Jateng selama 17 Desember 2007-3 Januari 2008 menyebabkan 67 rumah roboh, 661 rumah rusak berat, dan 2.663 rumah rusak ringan," kata Kepala bidang PAM dan Penanggulangan Bencana Pemprov Jateng, Achmad Rofai, di Semarang, Senin. Bencana banjir, longsor, dan angin puting beliung di Jateng tempatnya menyebar di berbagai daerah. Kondisi ini jauh berbeda dengan bencana gempa bumi yang menimpa wilayah Kabupaten Klaten beberapa waktu lalu. DPRD Jateng tetap mendorong kebijakan pengalokasian dana khusus dari APBD Jateng atau "saving" anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi daerah bencana. APBD Jateng 2008 telah ditetapkan. Tapi bisa saja menempuh kebijakan mendahului anggaran atau ditetapkan dalam APBD perubahan," kata anggota Anggota Komisi E DPRD Jateng, Sarwono. Sebelumnya Gubernur Jateng, H. Ali MUfiz mengatakan ada tiga langkah dalam percepatan masa tanggap darurat, yakni percepat evakuasi korban. Bagi yang meninggal segera dimakamkan, sementara yang luka mendapat perawatan. Langkah berikutnya, pendorongan bantuan logistik, inventarisasi data korban dan kerusakan sarana-prasarana. Untuk bencana longsor di Karanganyar, Pemprov Jateng akan membantu pemerintah daerah setempat jika memang diperlukan tindakan relokasi terhadap warga Dusun Ledoksari Mogol, Tawangmangu. Ali Mufiz mengatakan, Mendagri melalui Pemprov Jateng telah menyerahkan bantuan sebesar Rp100 juta, yang dibagikan secara proporsional kepada kabupaten/kota yang terkena bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. "Langkah yang telah dilakukan Pemprov Jateng menghadapi bencana di Jateng, antara lain, mengoperasional Posko AJU, pelibatan Satkorlak Provinsi di Karanganyar, dan melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota," katanya. Pemprov Jateng, katanya, juga memberi bantuan alat berat untuk penanganan korban yang tertimbun tanah longsor, bantuan perahu karet di daerah banjir, bantuan obat-obatan, logistik, dan validasi penegasan daerah rawan bencana.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008