Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan industri bank syariah tetap akan berada dalam pertumbuhan tinggi pada 2008 meski terdapat beberapa gejolak dari makro ekonomi terkait dengan lonjakan harga minyak dunia. "Laju pertumbuhan industri perbankan syariah pada 2008 dalam skenario ini, masih mengikuti lingkaran pertumbuhan industri baru yang relatif tinggi dibandingkan kondisi secara umum perbankan nasional," kata Direktur Direktorat Perbankan Syariah Ramzi A Zuhdi di Jakarta, Senin. Ia menyatakan pihaknya tetap pada skenario akselerasi pertumbuhan lima persen. "Kita tetap pada akselerasi pertumbuhan lima persen (dibandngkan total perbankan) pada 2008, meski pada 2007 ini kita belum mencapai target akselerasi," katanya. Tahun 2008 pihaknya memproyeksikan total aset mencapai Rp91,6 triliun, dana pihak ketiga sebesar Rp73,3 triliun dan pembiayaan capai Rp68,9 triliun. Menurut dia, beberapa kebijakan yang akan dilakukan pada 2008 akan menjadi faktor yang mendorong perkembangan perbankan syariah diantaranya penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), kemungkinan terbitnya sukuk (obligasi syariah) negara, dan perubahan undang-undang pajak. Bila ini terlaksana menurut dia, akselerasi dapat berjalan lebih baik. "Selama ini beberapa investor timur tengah tampaknya masih belum optimal terkait dengan tiga hal, pertama masalah sukuk negara, kedua masalah pajak, dan masih adanya kekawatiran tentang stabilitas politik," katanya. Selain itu, dari sisi perbankan, menurut dia, akan adanya realisasi pembentukan bank umum syariah serta unit usaha syariah dari beberapa bank konvensional akan mendorong akselerasi. Ia mencontohkan pembentukan bank umum syariah oleh BRI setelah mengambil alih Bank Jasa Artha, serta beberapa bank seperti ABN AMRO yang akan membuka unit usaha syariahnya. Ia menambahkan, selain itu dua bank timur tengah yaitu Albarakah dan Asian Finace diperkirakan akan beroperasi lebih baik pada 2008. "Ditambah lagi menurut pak alwi shihab (utusan khusus Timur tengah) ada beberapa bank Timteng yang akan berminat membuka di Indonesia," katanya. Hal itu, menurut dia akan meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah. Alwi Shihab sebelumnya mengungkapkan setidaknya tiga bank berminat untuk membuka cabangnya di Indonesia yaitu Qatar Nasional Bank, Abu DhabiIslamic Bank dan Kuwait Investment House.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008