Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak semua pihak untuk menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menilai kinerja pemerintahannya.
"Sebaiknya kita memakai data yang sama. Kalau memakai data yang ada diskusi kita akan sehat mengait pada kebijakan, program dan lain-lain," kata presiden saat jumpa pers di kantor BPKP Jakarta, Senin.
Presiden ditanya mengenai keraguan berbagai pihak soal data yang digunakan pemerintah dalam menghitung jumlah rakyat miskin dan pengangguran.
"Pemerintah konsisten menggunakan data yang sah. Dari dulu di negeri ini kita menggunakan data BPS. Mari kita pedomani BPS untuk bertanggungjawab terhadap metodologi dan hasil surveinya," katanya.
Mengenai adanya keraguan berbagai pihak terhadap data itu, presiden mengatakan perbedaan pendapat itu adalah hal yang wajar dimana pun.
"Tetapi harapan saya kita konsisten, kembali kepada proses resmi, proses sistemik dalam mengukur apapun, seperti pengangguran, kesempatan kerja, pertumbuhan, nilai tukar, kemiskinan dan lain-lain," katanya.
Dikatakannya, pemerintah akan menggunakan secara obyektif data dari BPS meskipun data itu menunjukkan penurunan atau pelemahan suatu program.
"Pemerintah, saya sendiri, kalau BPS mengukur ada penurunan atau ada hal-hal yang tidak baik, saya terima. Kalau ada perbaikan juga akan saya terima secara obyektif," katanya.
Dengan kesamaan pandang melalui kesamaan data itu, lanjutnya, cara berpikir mengenai kondisi Indonesia akan berjalan sehat dan tepat untuk mencari solusi permasalahan di dalam negeri.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008