New York (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS yang lebih kuat mengurangi daya tarik logam mulia sebagai salah satu aset safe haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni turun 6,5 dolar AS atau 0,51 persen, menjadi menetap di 1.277,1 dolar AS per ounce.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,35 persen menjadi 97,96 pada pukul 17.30 GMT.
Dolar AS naik sedikit terhadap saingan utamanya pada perdagangan pada Selasa (28/5/2019), karena para pelaku pasar mencerna sejumlah data ekonomi positif.
Indeks kepercayaan konsumen AS berdiri di 134,1 pada Mei, naik dari 129,2 pada April, menurut laporan dari lembaga riset independen The Conference Board yang berbasis di New York pada Selasa (28/5/2019).
"Konsumen memperkirakan ekonomi akan terus tumbuh pada kecepatan yang solid dalam jangka pendek, dan meskipun penjualan ritel lemah pada April, tingkat kepercayaan yang tinggi ini menunjukkan tidak ada kemunduran yang signifikan dalam pengeluaran konsumen dalam beberapa bulan mendatang," kata Lynn Franco, peneliti di The Conference Board, dalam laporan tersebut.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 23,5 sen AS atau 1,61 persen, menjadi menetap di 14,32 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 5,8 dolar AS atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 797,1 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas naik tipis seiring penurunan ekuitas
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019