Madinah (ANTARA News) - Peluang untuk pulang lebih cepat bagi jemaah haji (Tanazul) yang dibuka oleh Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) bagi anggota jemaah haji Indonesia banyak diminati. Alasan yang dikemukakan para jemaah haji itu lebih banyak terkait dengan masalah pekerjaan, meskipun kenyataan yang sebenarnya mereka sudah rindu keluarga atau tak kerasan berlama-lama di tanah suci, kata Arsyad Hidayat, sekretaris Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Senin. Dalam catatan di Daker, ada sekitar 300 orang yang mengajukan tanazul. Sebanyak 50 persen dari jumlah sebanyak itu adalah jemaah haji yang menderita sakit. Selebihnya karena tuntutan pekerjaan. Sebetulnya program tanazul lebih diprioritaskan kepada jemaah yang menderita sakit. Sehingga selayaknya mereka dipulangkan ke tanah air lebih cepat, katanya. Sedangkan tanazul yang ditujukan karena tuntutan tugas, menurut dia, dimaksudkan untuk melengkapi bila kursi pesawat yang ke tanah air ada yang kosong. Pihak maskapai penerbangan Arab Saudi juga mengesahkan tanazul karena tuntutan pekerjaan bila ada surat resmi dari perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja. Arsyad menjelaskan, program tanazul dapat dilakukan selama ada jemaah haji yang meninggal dunia di tanah suci, sehingga mengakibatkan banyak kursi pesawat kosong. Jemaah haji yang mengambil tanazul diprioritaskan yang berasal dari embarkasi yang sama walaupun berbeda Kelompok Terbang (Kloter). (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008