Jakarta (ANTARA News) - Banjir yang melanda beberapa daerah di Tanah Air terutama di pulau Jawa diperkirakan tidak akan mengganggu produksi beras nasional pada tahun ini. "Secara nasional tidak akan mengganggu ketahanan pangan. Target produksi beras tidak akan berubah," kata Mentan Anton Apriyantono usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Senin. Menurutnya, jumlah lahan padi yang puso atau gagal panen akibat banjir sekitar 43.000 ha atau masih di bawah rata-rata luas lahan puso rata-rata lima tahun yakni 50.000 ha. "Jadi yang puso masih relatif normal," tambahnya. Mentan mengatakan, pihaknya telah memperkirakan jumlah lahan puso dalam target produksi beras tahun ini sebesar 240.000 ha. "Target luas lahan 12,240 juta ha. Kita hitung 240.000 yang akan gagal panen atau puso," katanya. Meski demikian, banjir yang terjadi akan merugikan petani secara lokal, untuk itu pemerintah akan memberikan benih dan pupuk gratis dalam waktu dekat sehingga petani dapat kembali menanam padi setelah banjir di sawahnya kering. "Untuk jangka menengah-panjang, langkah-langkah yang akan dilakukan dengan penyelamatan daerah aliran sungai agar tidak terjadi lagi banjir dengan penghijauan. Sementara irigasi, tanggul dan waduk akan diperbaiki," katanya. Sementara itu, Menko Perekonomian Boediono di tempat sama mengatakan dalam sidang tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta untuk melibatkan pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan. "Ketahanan pangan perlu melibatkan pemda sebab kuncinya ada di daerah. Stok pangan harus cukup di semua daerah," katanya. Selain itu, dalam sidang kabinet paripurna yang pertama pada 2008 tersebut Presiden Yudhoyono meminta agar disusun indikator yang jelas untuk pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, pengangguran dan kemiskinan di masing-masing daerah. "Nanti Badan Pusat Statistik (BPS) yang akan merumuskannya sebagai kinerja dari setiap daerah," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008