Solo (ANTARA) - Penyerapan beras oleh Perum Bulog Subdivre III Surakarta hingga saat ini mencapai 7.600 ton atau sekitar 10 persen dari target hingga akhir tahun ini sebesar 75.000 ton.
"Memang masih jauh dari target, tahun lalu target 75.000 ton juga hanya terserap 35 persen," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Mika Ramba Kendenan di Solo, Selasa.
Ia mengatakan salah satu kendala yang dihadapi dalam penyerapan tersebut karena banyak petani yang lebih memilih untuk menjual hasil panennya secara komersial ke pasaran dibandingkan menyalurkannya ke Gudang Bulog.
Apalagi, saat ini bukan merupakan puncak panen sehingga volume penyerapan cukup rendah, yaitu di kisaran 60-80 ton/hari.
"Tetapi nanti setelah Lebaran kan sudah memasuki masa panen. Pada saat itu penyerapannya bisa sampai 200 ton/hari," katanya.
Ia berharap dengan volume penyerapan tersebut realisasi penyerapan pada tahun ini bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
Sementara itu, meskipun realisasi penyerapan pada tahun ini masih cukup rendah, dikatakannya, saat ini ketersediaan beras Bulog Surakarta dalam kondisi baik, yaitu mencapai 24.000 ton.
"Ini sudah termasuk kuota cadangan beras pemerintah yaitu 100 ton/kabupaten. Meski ketersediaan cukup tinggi, kami tetap melakukan penyerapan gabah maupun beras sesuai dengan ketentuan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015," katanya.
Di sisi lain, untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, pihaknya juga aktif terlibat dalam pelaksanaan pasar murah yang diselenggarakan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah, seperti Pasar Mirunggan yang diselenggarakan jelang Lebaran dalam rangka pengendalian inflasi.
Sebelumnya, pada Pasar Mirunggan yang diselenggarakan pada tanggal 27-29 Mei tersebut, Perum Bulog Subdivre III Surakarta menyediakan beras sebanyak 500 kg/hari, gula 500 kg/hari, dan daging kerbau 10 kg/hari.***1***
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019