Beijing (ANTARA News) - Seorang anggota Al-Qaeda memperingatkan dalam rekaman video, Ahad, kunjungan Presiden AS George W. Bush ke Timur Tengah akan disambut dengan bom dan ranjau, bukan dengan bunga mawar dan tepuk tangan, demikian laporan media massa Senin. Dalam rekaman video tersebut, anggota Al-Qaeda di Amerika, Adam Yahiye Gadahan melepaskan kewarganegaraannya sebagai protes atas dipenjarakannya Sheikh Omar Abdul Rahman, pemuka agama Islam Mesir yang buta, selama seumur hidup karena perannya dalam serangan 1993 terhadap Pusat Perdagangan Dunia (WTC); dan John Walker Lindh, Taliban Amerika yang ditangkap di Afghanistan pada 2001, serta orang-orang lainnya. Gadahn memperlihatkan paspornya ke kamera, merobeknya jadi dua bagian sambil berkata, "Jangan terlalu bergairah -- saya tak memerlukannya untuk pergi ke mana pun." Kendati Gadahn sebagian besar berbicara dalam bahasa Inggris, ia merujuk kepada Bush -- yang dijadwalkan mengunjungi Timur Tengah pekan ini -- hanya dalam bahasa Arab. "Kami menyampaikan seruan mendesak kepada saudara-saudara mujahidin kami di Palestina Muslim, Semenanjung Arab khususnya, dan wilayah itu pada umumnya, agar bersiap untuk menerima pembantai ... Bush dalam kunjungannya ke Palestina Muslim dan semenanjung pendudukan pada awal Januari," katanya, seperti dikutip Xinhuanet. "Mereka mesti menerima dia bukan dengan bunga mawar dan tepuk tangan, tapi dengan bom dan perangkap. "Komentarnya adalah petunjuk mengenai ideologi Al-Qaeda yang tak menawarkan apa-apa kecuali kematian dan kekerasan," kata jurubicara Dewan Keamanan Nasional AS Gordon Johndroe dalam suatu pernyataan tertulis. "Presiden Bush akan mengunjungi wilayah itu untuk mendukung pemerintah arus utama yang mengingini kebebasan dan keadilan bagi rakyat mereka." Rekaman video selama 50 menit tersebut -- yang berjudul "Undangan bagi Pemikiran dan Pertobatan" -- disiarkan oleh As Sahab -- sayap produksi video Al Qaeda dan dikirimkan ke CNN oleh www.LauraMansfield.com, laman Internet yang menganalisis terorisme. Gadahn, "mujahid Amerika" yang berasal dari California, termasuk dalam Daftar Orang Paling Dicari FBI, dengan hadiah hingga satu juta dolar AS bagi keterangan yang menghasilkan penangkapannya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008