Washington (ANTARA News) - Sekalipun para pemimpin Israel dan Palestina tak mencapai kesepakatan perdamaian hingga akhir 2008, "persetujuan mengenai bagaimana bentuk negara Palestina" sudah ada, kata Presiden AS George W. Bush kepada stasiun televisi Israel. "Saya optimistis bahwa kami dapat merumuskan garis besar mengenai suatu negara," kata Bush kepada Channel 2 News dalam suatu wawancara yang disiarkan Ahad malam. "Saya optimistis karena saya percaya Perdana Menteri (Israel Ehud) Olmert dan Presiden (Palestina Mahmoud) Abbas ingin mencapai sasaran ini." Olmert dan Abbas berjanji dalam konferensi Annapolis pada November untuk berusaha mencapai kesepakatan perdamaian Israel-Palestina paling lambat akhir tahun ini. Namun tim perunding dari kedua pihak yang telah bertemu untuk berusaha memulai pembicaraan sejauh ini belum menghasilkan kemajuan. Bush, yang tiba Rabu untuk kunjungan tiga hari di Israel dan daerah Palestina, mengatakan ia menduga kenyataan bahwa ia adalah "suatu kuantitas yang dikenal" oleh Olmert dan Abbas dapat terbukti menjadi pendorong ke arah kemajuan. "Saya percaya para pemimpin tersebut mengenal saya, dan saya mengenal mereka ... Mereka nyaman bersama saya ... Oleh karena itu, pertanyaannya ialah, apakah mereka akan memutuskan untuk melakukan upaya yang diperlukan guna mewujudkan kesepakatan sewaktu saya menjadi presiden. Mungkin orang selanjutnya takkan setuju dengan penyelesaian dua-negara, mungkin orang berikutnya akan memerlukan waktu untuk bertindak," kata Bush kepada pewawancara Yonit Levi, sepertri dilansir DPA. Bush mengatakan Abbas, yang terlibat dalam pergolakan politik dengan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas -- yang menolak penyelesaian dua-negara bagi konflik tersebut, harus mampu memperlihatkan prestasi dari proses diplomatik dengan Israel. "Abbas, yang telah setuju bahwa Israel memiliki hak untuk ada, harus dapat mengatakan kepada rakyatnya, `Mari lah bersama saya, dukung lah saya, dan ini lah apa yang dapat terjadi. Jika anda mengikuti cara terors dan pembunuh, ini takkan pernah terjadi," kata Bush. Saat membicarakan masalah ambisi nuklir Iran, Bush mengatakan seandainya ia adalah orang Israel, ia akan "memperhatikan ucapan presiden Israel secara sungguh-sungguh", dan mengatakan ia juga melakukan itu. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah menyeru agar Israel dihapuskan dari peta, dan Jerusalem menganggap program nuklir Teheran sebagai ancaman strategis utama. "Iran dulu menjadi ancaman, dan Iran sekarang adalah ancaman," katanya. Ia memperingatkan bahwa kalau Teheran menyerang Israel, "kami akan membela sekutu kami --tak ada keraguan," katanya. Masalah Iran diperkirakan menjadi perhatian utama dalam pembicaraan Bush dengan para pemimpin Israel selama kunjung mendatangnya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008