Medan (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) hari Minggu menyatakan hujan mulai meninggalkan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut). "Dalam sepekan terakhir pembentukan awan hujan telah bergeser ke Riau, Sumatera Barat hingga Lampung dan Pulau Jawa", ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Stasiun Bandara Polonia, Firman, kepada ANTARA News di Medan. Menurut dia, kuntitas hujan di dua provinisi paling barat Pulau Sumatera itu mulai berkurang dan dewasa ini kondisi cuaca di daerah itu mulai berganti memasuki fase musim kemarau, terutama daerah pesisir pantai timur. "Kendati demikian kemungkinan hujan tetap ada, hanya saja berkurang dari 25 hari/bulan menjadi 15 hari/bulan dengan curah di bawah 200 mili liter/bulan", katanya. Potensi hujan di pantai timur itu, jelas Firman, karena pengaruh angin muson timur laut akibat adanya pertemuan angin bertekanan rendah dari laut China Selatan yang bersifat menimbulkan hujan namun tidak merata. Dari pantauan satelit, kosentrasi pembentukan awan hujan dari laut China Selatan dengan angin bertekanan rendah dari benua Asia mendekati wilayah equator Pekanbaru, Riau. "Saat ini belokan arah pertemuan kedua mata angin yang berbeda tekanan itu bergeser dan berjalan mendekati wilayah equator. Sehingga wilayah tersebut berpotensi dilanda hujan dengan intensitas tinggi diatas 100 mili liter/hari", katanya. Untuk itu sejumlah daerah Sumut yang berbatasan dengan provinsi Riau seperti Kabupaten Asahan dan Labuhan Batu masih perlu meningkatkan kewaspadaan akan bahaya banjir terutama banjir kiriman, katanya menambahkan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008