Tokyo (ANTARA News) - Jepang menetapkan 41 negara yang diprioritaskan menerima bantuan kerja sama finansial penanganan perubahan iklim, yang 11 di antaranya tergolong dalam negara-negara penerima realisasi tahun 2008, termasuk Indonesia. Menurut pejabat Departemen Luar Negeri Jepang, seperti dikutip Kyodo di Tokyo, Minggu, 11 negara yang tergolong dalam "early implementation" itu antara lain negara dari kawasan Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Negara-negara tersebut adalah Kenya, Ethiopia, Gabon, Burkina Faso, Ghana dan Madagaskar di Afrika. Indonesia dan Malaysia di Asia, serta Guyana (Amerika Selatan) dan Meksiko di Amerika Tengah. Juga Mikronesia untuk kawasan Oceania. Sedangkan China dan India, dua negara terbesar penyumbang emisi gas rumah kaca, termasuk yang mendapatkan prioritas bantuan Jepang. Melalui bantuan kerja sama itu, salah satunya melalui pembelian emisi karbondioksida, diharapkan dapat mendorong komunitas internasional lainnya ikut aktif menangani perubahan iklim yang diakibatkan pemanasan global. Menyinggung soal peranan China dan India, pemerintah Jepang mengharapkan kedua negara itu ikut berperan lebih aktif lagi, karena tidaklah mungkin menyelesaikan masalah pemanasan global yang kini sedang berlangsung tanpa keterlibatan China dan India. "Jepang sendiri sangat berkeinginan untuk mempercepat kerja sama internasioal dalam menangani perubahan ikim ini, salah satunya dengan menyediakan bantuan teknis dan dana," kata pejabat kementrian tersebut. Mekanisme finansial yang disediakan Jepang bertujuan agar negara-negara di Asia, Afrika dan Amerika secepatnya melakukan berbagai tindakan yang dapat mengurangi pemansan global, seperti menerapkan kebijakan hemat energi dan kegiatan spesifik lainnya. Melalui mekanisme fiansial itu, pemberian bantuan dilakukan melalui dua cara, yaitu bantuan langsung dan tidak langsung. Bantuan langsung dilakukan melalui investasi di proyek-proyek ramah lingkungan yang dapat mengurangi pemanasan global. Sedangkan bantuan tidak langsung dilakukan melalui lembaga internasional, seperti PBB, dimana Jepang ikut menyumbangkan dananya bagi kegiatan ramah lingkungan. Khusus dengan Indonesia, Duta besar RI untuk Jepang Jusuf Anwar mengatakan, negaranya berterima kasih mendapat prioitas utama dari negara-negara penerima bantuan kerja sama penanganan perubahan iklim. "Kita berterima kasih mendapatkan prioritas realisasi kerja sama tersebut. Namun perlu juga diketahui bahwa Indonesia sama seriusnya dengan Jepang dalam mengatasi perubahan iklim ini," katanya. Pemerintah kedua negara memang telah memiliki kesepekatan mendasar untuk bersama-sama secepatnya membangun berbagai kegiatan yang mendorong penghematan energi,dan juga proyek-proyek ramah lingkungan lainnya. Tahun 2008 ini, Jepang dan Indonesia juga memperingatinya 50 tahun relasi diplomatik yang ditandatangani kedua negara sejak Januari 1958. berbagai aktivitas baik ekonomi, politik, kebudayaan dan olahraga akan meramaikan perayaan Hubungan Emas tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2008