Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS pada pekan depan diperkirakan masih tetap di level Rp9.400 per dolar dengan kisaran antara Rp9.430/9.440 per dolar AS akibat gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia yang mencapai 100 dolar AS per barel. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta akhir pekan ini mengatakan, kekhawatiran atas berlanjutnya kenaikan harga minyak mentah dunia masih tinggi. "Karena itu pergerakan rupiah pada pekan depan masih tertekan pasar, akibat aksi pelaku pasar yang terus memburu dolar AS," katanya. Menurut dia, merosotnya rupiah lebih lanjut kemungkinan akan mendorong Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi agar mata uang lokal itu tidak menjauhi Rp9.400 per dolar AS. BI untuk sementara membiarkan rupiah tertekan sesuai dengan kehendak pasar, apalagi tekanan negatif itu didukung pula oleh kekhawatiran inflasi di dalam negeri yang terus meningkat, katanya. Laju inflasi tahun lalu mencapai 6,59 persen jauh diatas target yang ditetapkan pemerintah sebesar 6 persen. Rupiah, lanjut Kostaman Thayib, sebenarnya sempat membaik hingga di level Rp9.370 per dolar AS, setelah pelaku menyambut liburan Tahun Baru. Meski saat ini terpuruk, posisi rupiah yang berada di atas level Rp9.400 dinilai masih wajar, katanya. Ia mengatakan, BI akan memberikan dengan masuk ke pasar, namun kapan BI melakukan intervensi itu hanya BI sendiri yang mengetahuinya. BI pada awal tahun ini sudah mendapat pekerjaan untuk masuk pasar dalam upaya menahan keterpurukan rupiah lebih lanjut, katanya. Menurut dia, rupiah akan kembali membaik, apabila ekonomi nasional tumbuh lebih tinggi dibanding tahun lalu. "Karena itu, pemerintah harus berusaha mencari alternatif lainnya untuk memicu pertumbuhan ekonomi seperti bergeraknya sektor infrastruktur dan mendorong meningkatkan produksi komoditi primer," ucapnya. Dengan membaiknya ekonomi rupiah akan lebih baik, dan BI juga memiliki cadangan devisa yang semakin besar, meski ada gejolak politik menjelang pemilihan umum (pemilu). "Kami optimis rupiah akan tetap terjaga, apabila ekonomi tumbuh dengan baik, dan lancarnya pemilu 2009," ucapnya. Ia mengatakan, apabila gejolak politik tidak dapat diatasi, maka rupiah diperkirakan akan merosot tajam yang akan memberatkan APBN pemerintah.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008