Banten (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, minta kepada jajaran direksi PT Indonesia Power maupun PT PLN untuk mempercepat pembangunan pembangkit baru ke delapan di PLTU Suralaya. "Saya mendapat laporan dalam tiga bulan masih sesuai jadwal sehingga optimis dapat beroperasi 15 Desember 2009," kata Sofyan Djalil di lokasi pembangunan pembangkit PLTU Suralaya ke delapan di Merak Banten, Sabtu. Pembangunan unit pembangkit ke delapan Unit Bisnis Pembangkit PLTU Suralaya dengan kapasitas produksi 630 Mega Watt (MW) merupakan bagian program pembangunan pembangkit 10.000 MW di Indonesia. Sofyan menyatakan keyakinan pembangunan pembangkit ke delapan dapat memicu percepatan pembangunan pembangkit di sejumlah daerah seperti berlokasi di Labuan, Paiton, Cilacap, dan Pelabuhan Ratu. Labuan sendiri diharapkan beroperasi Juli 2009. Proyek ini dibangun melalui China National Technology Import-Export Corporation (CNTIC) bekerja sama dengan PT Rekayasa Industri. Dalam kesempatan tersebut Sofyan berkesempatan berdialog dengan pihak CNTIC. Sementara itu menurut Direktur Utama PT Indonesia Power, Abimanyu Suyoso, pembangunan sudah masuk pra kondisi melalui konsultan sedangkan tahun 2008 PLTU Suralaya akan fokus pada program perawatan (maintenance). Mengenai besaran biaya bagi perawatan PLTU Suralaya yang memiliki tujuh pembangkit dengan kapasitas 4X400 MW dan 3X6000 MW (total 3.400 MW), menurutnya, tinggal menunggu persetujuan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Dalam satu tahun PLTU Suralaya membutuhkan batubara 13 juta ton dipasok dari Sumatera dan Kalimantan melalui jalur laut. Saat ini stok batubara sudah mencapai 537.000 ton cukup bagi pemakaian 17 hari. Dilaporkan, dengan kondisi cuaca buruk saat ini pengiriman melalui tongkang terganggu terdapat 10 unit tongkang yang masih bersembunyi di Teluk Bawean, sehingga pengiriman dialihkan menggunakan kapal besar. Sementara pasokan dari Sumatera PT Bukit Asam sudah mulai lancar setelah sempat terlambat delapan hari akibat kecelakaan kereta api melalui serangkaian perbaikan, jelasnya. Lebih jauh Sofyan mengatakan PT Indonesia Power merupakan salah satu yang akan disetujui tim privatisasi agar dapat go public pada tahun anggaran 2008. Mengingat PT Indonesia Power merupakan anak perusahaan sepertinya tidak terlalu sulit agar disetujui DPR-RI.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008